Ilustrasi satu data bencana. Dok : Beritalingkungan.com
PADANG, BERITALINGKUNGAN.COM- Di tengah lanskap tropis yang rapuh dan indah, Sumatera Barat melangkah maju dengan kekuatan data untuk menyelamatkan masa depan.
Wilayah ini dikenal memiliki patahan bumi dan gunung berapi aktif, di mana alam begitu memesona sekaligus penuh risiko, sebuah inisiatif penting diluncurkan: Forum Satu Data Bencana Provinsi Sumatera Barat.
Rabu pagi (16/4), Kota Padang menjadi saksi peluncuran proyek percontohan nasional yang digagas oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BPBD Provinsi Sumbar. Forum ini bukan sekadar ruang diskusi—ia adalah tonggak awal dari perjalanan besar menuju integrasi data bencana yang lebih akurat, cepat, dan bermakna.
Di tanah yang dikelilingi gunung api aktif, lembah curam, dan garis patahan bumi, ancaman bencana bukan sekadar kemungkinan—ia adalah keniscayaan. Sumatera Barat hidup berdampingan dengan alam yang indah sekaligus rawan. Namun kini, provinsi ini mengambil langkah baru yang bisa mengubah cara kita membaca dan merespons bencana: membangun tameng berbasis data.
Data: Jantung dari Tindakan Penyelamatan
Ketgam : Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D membuka forum group discussion Forum Satu Data Bencana di Kota Padang, Rabu (16/4).
“Data bukan hanya angka. Ia adalah nyawa yang bisa diselamatkan, desa yang bisa dipertahankan, dan masa depan yang bisa direncanakan,” tegas Abdul Muhari, Ph.D, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, saat membuka forum.
Dalam konteks Sumatera Barat, provinsi yang dikenal dengan kerentanannya terhadap gempa bumi, longsor, dan banjir bandang—keberadaan data yang tepat dan terintegrasi menjadi kebutuhan mendesak. Namun saat ini, data kebencanaan di Indonesia masih tersebar di banyak instansi, belum seragam, bahkan kerap hilang dalam dokumen yang tak terdokumentasi. Forum ini hadir untuk menjembatani ketimpangan itu.
Membangun dari Dasar: Dari Kota dan Kabupaten ke Provinsi
Forum Satu Data Bencana ini dirancang untuk menghimpun informasi dari tingkat kabupaten dan kota, lalu merekapnya di tingkat provinsi, berdasarkan standar nasional yang diatur dalam Peraturan BNPB No. 1 Tahun 2023. Dalam satu tahun ke depan, sistem ini diharapkan dapat menjadi model yang direplikasi di 33 provinsi lainnya.
Seperti membangun peta detail dalam ruang penuh kabut, inisiatif ini akan memetakan risiko, dampak, dan potensi kebencanaan dengan cara yang baru: terbuka, kolaboratif, dan berbasis fakta.
Forum ini melibatkan lintas sektor: BPBD Kabupaten/Kota se-Sumatera Barat, dinas-dinas seperti Kesehatan, Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kominfo, Bappeda, hingga Politeknik Negeri Padang. Bahkan lembaga internasional seperti UNFPA dan UN Women ikut mendukung langkah besar ini.
Kolaborasi ini menjadi kunci. Karena bencana tidak mengenal batas sektor, dan perlindungan tidak bisa berdiri sendiri.
Masa Depan yang Terselamatkan Lewat Data
Lebih dari sekadar proyek teknologi, Forum Satu Data Bencana adalah upaya untuk membangun ketangguhan berbasis pengetahuan. Ia bukan hanya sistem digital, tetapi cerminan harapan bahwa kita bisa lebih siap menghadapi murka alam.
Sumatera Barat, yang selama ini menjadi halaman depan berita saat bencana datang, kini mengambil posisi sebagai pelopor perubahan. Jika satu provinsi bisa merintis jalan, Indonesia pun bisa menyusul.
Dan mungkin, di masa depan, ketika tanah berguncang atau air meluap, kita akan lebih siap karena data sudah bicara lebih dulu (Marwan Aziz).