Ilustari memadamkan api, langkah taktis Indonesia hadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan. Dok : Beritalingkungan.com.
JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM– Ketika musim kemarau mulai mengintip di cakrawala, Indonesia kembali bersiap menghadapi salah satu ancaman ekologis terbesar di nusantara: kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kali ini, strategi pencegahan tak hanya berpijak di tanah, tapi juga mejinakkan api dari langit.
Dari ruang koordinasi di Graha BNPB, Jakarta, sebuah rencana terpadu digagas. Pemerintah pusat dan daerah mengunci perhatian ke Provinsi Riau, salah satu kawasan rawan karhutla, yang kini telah menetapkan status Siaga Darurat. Status ini bukan sekadar peringatan, tapi kunci untuk membuka akses dukungan personel, peralatan, hingga pendanaan dari pusat.
“Puncak musim kemarau diprediksi mulai Juni. Kita tak menunggu api membesar. Kita bergerak sekarang,” tegas Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto, yang juga menjadi Penanggung Jawab Desk Koordinasi Penanganan Karhutla di Jakarta (16/04/2025).
Awan Dijinakkan, Lahan Dibasahi
Langkah paling ambisius dalam strategi ini adalah penggunaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sebuah upaya untuk ‘memancing’ hujan buatan, terutama untuk membasahi lahan gambut dan mengisi embung. Dengan keberadaan awan hujan yang masih aktif di bulan April, peluang untuk mengintervensi kondisi cuaca ini masih terbuka.
“Gubernur Riau sudah bersurat, saya perintahkan segera laksanakan OMC,” ujar Suharyanto. Ia menambahkan, pendekatan ini telah terbukti efektif, seperti saat menangani banjir besar di Jabodetabek beberapa waktu lalu. Dalam skema 24 jam, pemerintah daerah akan menjalankan OMC pada siang hari, sementara BNPB memperkuatnya di malam hari.
Selain itu, kekuatan udara akan diperkuat dengan satu helikopter patroli dan tiga helikopter water bombing yang siap siaga memadamkan api dari udara. Sebuah kesiapan yang tak hanya simbolik, tapi vital dalam menjangkau titik-titik api di medan sulit.
Semesta Kolaborasi Hadapi Api
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh perwakilan lintas sektor: dari Kemenko Polhukam, KLHK, Kementerian Kominfo, hingga Kejaksaan Agung. Ini menjadi sinyal bahwa penanggulangan karhutla adalah urusan semua pihak, bukan hanya satu lembaga.
Seiring waktu yang terus merapat ke musim kemarau, Indonesia kembali berpacu dengan api. Namun kali ini, ia bersenjata data, teknologi, dan sinergi lintas institusi. Langkah-langkah ini memberi harapan: bahwa dengan kehati-hatian dan keseriusan, alam bisa dijaga, dan bencana bisa dicegah bahkan sebelum asap pertama muncul (Marwan Aziz).