Untuk kesekian kalinya, masyarakat Pulau Rempang menjadi korban kekerasan. Kali ini, mereka diserang puluhan orang yang terindikasi sebagai pegawai PT Makmur Elok Graha (MEG). Peristiwanya terjadi pada Selasa (18/12/2024) dini hari sekitar pukul 00.50 WIB. Foto : Ist.
BATAM, BERITALINGKUNGAN.COM – Masyarakat Pulau Rempang yang menjadi korban penyerangan oleh sekelompok orang diduga tim dari PT Makmur Elok Graha (MEG) melaporkan insiden tersebut ke Polresta Barelang pada Rabu (18/12/2024). Langkah ini didampingi oleh Tim Advokasi Solidaritas Nasional untuk Rempang, yang terdiri dari sejumlah pengacara.
Nofita Putri Manik, salah satu advokat yang mendampingi warga, mengungkapkan bahwa pihaknya telah membuat dua laporan resmi terkait dugaan tindak pidana pengeroyokan yang dialami warga Pulau Rempang.
“Laporan kami sudah diterima pada Rabu malam,” ujar Nofita melalui keterangan persnya (20/12/2024).
Laporan tersebut diajukan atas nama dua warga yang mengalami luka akibat serangan terhadap masyarakat Kampung Sembulang Hulu dan Sungai Buluh, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Batam, pada Selasa (17/12/2024) malam.
Sopandi, anggota Tim Advokasi Solidaritas Nasional untuk Rempang, berharap kepolisian segera menindaklanjuti laporan ini. “Kami berharap langkah ini dapat menghadirkan rasa keadilan bagi masyarakat yang selama ini bertahan menjaga ruang hidup mereka,” katanya.
Senada dengan itu, Supriardoyo Simanjuntak, Direktur LBH Mawar Saron Batam, menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendampingi warga dalam proses hukum ini.
Dampak Serangan: Luka Berat hingga Kerusakan Fasilitas
Dalam insiden penyerangan tersebut, setidaknya delapan warga mengalami luka, termasuk seorang anak di bawah umur. Beberapa di antaranya mengalami luka serius, seperti luka sobek di kepala, luka berat akibat benda tumpul, serta terkena panah. Anak di bawah umur yang menjadi korban mengalami luka lebam di wajah setelah dikeroyok oleh sekitar 10 orang.
Tak hanya itu, posko masyarakat dan belasan kendaraan bermotor milik warga juga menjadi sasaran perusakan.
Kecaman Publik dan Tuntutan Evaluasi PSN Rempang
Insiden ini menuai kecaman luas dari berbagai kalangan masyarakat yang mengecam kekerasan terhadap warga Pulau Rempang. Mereka menyerukan penghentian tindakan represif terhadap warga yang bertahan untuk mempertahankan tanah leluhur mereka.
Desakan untuk mengevaluasi Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang juga semakin mengemuka. Presiden Prabowo diminta untuk meninjau ulang proyek tersebut, yang dinilai lebih banyak menempatkan masyarakat sebagai korban daripada penerima manfaat pembangunan.
“Pembangunan seharusnya membawa kesejahteraan bagi masyarakat, bukan menjadikan mereka korban,” ungkap salah satu tokoh masyarakat setempat, mengutip mandat konstitusi Indonesia.
Perjuangan warga Pulau Rempang kini menjadi sorotan nasional, menyuarakan pentingnya perlindungan hak-hak masyarakat adat dan ruang hidup yang adil (Marwan Aziz).