SENTUL, BERITALINGKUNGAN.COM – Dua personel BNPB mengikuti pelatihan ASEAN ERAT bersama dengan personel negara ASEAN lain. Mereka menambah total jumlah personel BNPB dengan kualifikasi ASEAN ERAT yang dapat dikerahkan untuk mendukung penanganan bencana di kawasan regional Asia Tenggara.
Hingga kini (12/10) total personel ASEAN ERAT yang dimiliki BNPB berjumlah 20 orang, sedangkan sisanya berasal dari TNI, Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Basarnas, PMI dan organisasi non pemerintah. Total personel dari beberapa lembaga atau organisasi berjumlah 31 orang. Mereka dapat secara cepat dikirimkan ke lokasi bencana dengan terlebih dahulu mengantongi ijin dari organisasi yang menaunginya.
Sementara itu, pelatihan ke-12 yang berlangsung pada 7 -12 Oktober 2019 ini diikuti peserta dari beragam organisasi pemerintah dari anggota ASEAN, termasuk AHA Centre. Di samping peserta dari BNPB, satu peserta berasal perwakilan Kemlu. Sejumlah personel ASEAN ERAT tersebut, beberapa personel telah mengikuti kursus lanjutan seperti kaji cepat, manajemen informasi, manajemen logistik dan sipil-militer.
Deputi Direktur Eksekutif AHA Centre Arnel Capili menyampaikan bahwa personel ASEAN ERAT dari BNPB sangat berharga dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman sehingga para peserta akan sangat memahami persyaratan terhadap respon nasional, yang dapat didukung oleh respon pada level regional sebagai ASEAN ERAT.
“Berdasarkan diskusi di antara para pemimpin penanggulangan bencana ASEAN, ini sangat penting untuk BNPB, dapat mengirimkan dukungan personel ASEAN ERAT dari BNPB, khususnya mereka yang telah melewati tingkat 2 atau advanced ataupun potensi pakar yang akan diperlukan di penempatan berikutnya,” ujar Arnel saat 12th ASEAN ERAT Induction Course berlangsung pada Kamis (10/10) di Sentul, Jawa Barat.
Arnel juga menyampaikan bahwa contoh yang dibagikan oleh dua personel ASEAN ERAT dari BNPB akan memberikan gambaran untuk peserta dari ASEAN ERAT, agar mereka paham sepenuhnya mengenai kebutuhan untuk mempunyai tanggapan nasional yang kuat, yang dapat didukung oleh tanggapan regional sebagai ASEAN ERAT.
Pelatihan ke-12 ASEAN ERAT ini melibatkan fasilitator dari United Nations Disaster Assesment and Coordination (UNDAC), Telecommunication Sans Frontier (TSF), AADMER Parther Group (APG), BNPB, dan Map Action. Pelatihan diakhiri dengan latihan simulasi atau simulation exercise.
Melalui dukungan ASEAN ERAT pada saat tanggap darurat bencana yang terjadi di kawasan Asia Tenggara, ini dapat mengoperasionalisasikan apa yang dicita-citakan dalam penanggulangan bencana di kawasan, yaitu One ASEAN One Response.
ASEAN ERAT atau ASEAN Emergency Response and Assessment Team diharapkan untuk memperkuat kesiapsiagaan dan kapasitas ASEAN untuk menanggapi bencana dan memastikan penyebaran sumber daya secara cepat dan kolektif setelah terjadi bencana besar di satu atau lebih negara ASEAN. Selain untuk melakukan kaji cepat, peran ASEAN-ERAT juga mencakup dukungan logistik, komunikasi darurat dan koordinasi.
Sejauh ini personel ASEAN ERAT telah terlibat di sejumlah misi penanganan darurat untuk mendukung negera di kawasan ASEAN yang tertimpa bencana, termasuk Indonesia. Tahun 2018 lalu, ASEAN ERAT diterjunkan untuk mendukung penanganan darurat di Indonesia, yaitu gempa Lombok dan gempa Sulawesi Tengah. (Wan)