JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Siti Nurbaya, menyambut kunjungan Menteri Lingkungan Hidup Jepang, Yagi Tetsuta, beserta delegasi di Jakarta, Rabu (21/08).
Pertemuan ini menegaskan komitmen kedua negara untuk bekerja sama dalam menghadapi tantangan global, terutama dalam hal perubahan iklim, pengelolaan limbah, dan upaya konservasi.
Dalam pertemuan tersebut, Siti Nurbaya menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dalam mengatasi perubahan iklim, sejalan dengan target Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sesuai dengan Kontribusi Nasional (NDC) yang telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 98/2021.
“Indonesia sedang mempercepat mekanisme Joint Crediting Mechanism (JCM) dan Sertifikat Pengurangan Emisi GRK Indonesia (SPEI) untuk mencapai target tersebut,” ujar Siti Nurbaya.
Selain itu, pengelolaan limbah menjadi topik penting dalam diskusi. Indonesia dan Jepang telah berkolaborasi dalam pengelolaan merkuri melalui kerja sama dengan JICA. Tahun ini, para ahli Jepang akan tiba di Indonesia untuk melanjutkan program ini. Siti Nurbaya juga menyoroti pentingnya kerja sama dalam pengelolaan limbah padat dan limbah berbahaya, serta pengelolaan limbah elektronik yang sedang dikembangkan di Legok Nangka, Jawa Barat.
Menteri Siti Nurbaya juga mengusulkan rencana kerjasama ekowisata di Jawa Barat sebagai bagian dari agenda konservasi. Sementara itu, dalam hal kelola gambut, kerja sama akan dimulai dengan studi kelayakan restorasi lahan gambut di Kalimantan Tengah. Kerja sama mangrove yang telah dimulai sejak tahun 1990-an di Bali juga akan terus diperkuat.
Menteri Yagi Tetsuta menyambut baik inisiatif ini dan berharap dapat memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam pengendalian iklim dan lingkungan. Kedua menteri sepakat untuk segera menindaklanjuti rencana kerja sama ini dengan langkah teknis yang konkret pada awal September mendatang.
Hadir dalam pertemuan tersebut Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong, Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Hartono, serta beberapa pejabat tinggi lainnya dari KLHK dan BRGM. Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kelestarian lingkungan kedua negara di masa mendatang (Marwan Aziz)