JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM — Dalam uji coba program makan siang gratis bagi siswa di Jakarta, WALHI mengusulkan sejumlah langkah untuk mengurangi timbulan sampah yang berpotensi meningkat seiring pelaksanaan program tersebut.
Abdul Ghofar, Manajer Kampanye Polusi dan Keadilan Perkotaan WALHI, menyoroti pentingnya pengelolaan sampah yang efektif agar program makan siang bergizi gratis ini tidak menambah beban sampah kemasan dan sisa makanan. “Pemerintah dapat mengurangi sampah dengan mendorong siswa membawa tempat makan dan minum yang bisa digunakan ulang,” ujar Ghofar seperti dikutip Beritalingkungan.com dari Antara (29/10/2024).
Ia juga menyarankan agar penyedia jasa katering menyediakan wadah makanan dan minuman yang dapat digunakan berulang kali. Selain itu, edukasi kepada siswa mengenai penggunaan wadah guna ulang sangat penting untuk menciptakan kebiasaan yang ramah lingkungan.
WALHI menekankan bahwa sekolah memiliki peran besar dalam pengelolaan sampah sisa makanan, dengan langkah-langkah seperti pemilahan sampah organik dan menyediakan fasilitas pengolahan sampah sederhana, seperti lubang kompos atau biodigester. “Kompos yang dihasilkan dapat digunakan untuk pemupukan taman atau kebun sekolah,” tambahnya.
Ghofar menambahkan bahwa persiapan matang dari pemerintah, termasuk penyiapan bahan pangan, distribusi, penyajian, dan pengolahan sampah, akan sangat menentukan keberhasilan program ini. “Kerja sama dengan dinas lingkungan hidup juga penting dalam menyusun protokol pengelolaan sampah yang mendukung program ini secara berkelanjutan,” jelasnya.
Hasil evaluasi dari uji coba program makan siang gratis ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk memperbaiki menu, distribusi, dan pengolahan sampah sebelum program dijalankan secara penuh di seluruh sekolah (Ant/BL)