![]() |
Sungai Krayan di Dataran Tinggi Krayan. Dataran tinggi yang berada di jantung Borneo ini termasuk kawasan hutan dan mempunyai fungsi ekologis sebagai tangkapan air. Foto : WWF-Indonesia/ Andi Paul. |
BANDAR SERI BEGAWAN, Tiga negara yang masuk dalam wilayah Jantung Borneo yakni Brunei Darusalam, Indonesia dan Malaysia baru saja menggelar pertemuan trilateral Heart of Borneo (HoB) ke-7 di Brunei Darussalam, 4-7 September 2013.
Acara yang membahas kelangsungan program pelestarian hutan di Jantung Borneo itu juga dihadiri WWF yang selama ini juga mendukung program HoB. Pertemuan tersebut bertujuan memperbarui komitmen ketiga negara terhadap visi trilateral untuk pembangunan ekonomi hijau yang diluncurkan pada tahun 2007 yang lalu.
Acara yang membahas kelangsungan program pelestarian hutan di Jantung Borneo itu juga dihadiri WWF yang selama ini juga mendukung program HoB. Pertemuan tersebut bertujuan memperbarui komitmen ketiga negara terhadap visi trilateral untuk pembangunan ekonomi hijau yang diluncurkan pada tahun 2007 yang lalu.
Thomas Maddox, Leader pada WWF Heart of Borneo Initiative menyatakan, tiga pemerintah negara Borneo secara terpisah telah menunjukkan perkembangan substansial dalam HoB. “Pertemuan ini merupakan awal dari sebuah fase baru untuk bergerak maju dengan komitmen yang telah dibuat pada penerapan ekonomi hijau di Borneo, serta keinginan yang jelas untuk meningkatkan kolaborasi lintas perbatasan dan kerjasama,”kata Maddox dalam keterangan tertulisnya yang diterima Beritalingkungan.com. Maddox juga menambahkan bahwa WWF akan terus mendukung visi ketiga pemerintah Negara HoB.
Pertemuan tersebut diawali dengan 2 hari rapat yang diikuti oleh pemerintah tiga negara. Kemudian dilanjutkan dengan Pertemuan Khusus Setingkat Menteri, yang dihadiri oleh ketiga menteri yang bertanggung jawab dalam Heart of Borneo. Pada rapat awal, masing-masing delegasi memaparkan perkembangan inisiatif tersebut dan berkomitmen untuk membuat sejumlah inisiatif yang baru. Untuk pertama kalinya, perwakilan masyarakat Borneo ikut hadir pada pertemuan tersebut.
Pertemuan setingkat Menteri dihadiri oleh sejumlah tamu kehormatan, dan secara resmi dibuka oleh Putra Mahkota Kesultanan Brunei Darussalam, Pangeran Haji Al-Muhtadee Billah, yang merupakan Dewan Pelindung bagi inisiatif HoB di Brunei Darussalam.
Menurut pihak WWF, pada kesempatan tersebut Pangeran Haji Al-Muhtadee Billah juga memberikan piagam penghargaan dari WWF-Internasional kepada ketiga negara HoB, sebagai bentuk pengakuan atas hasil yang dicapai HoB selama ini.
Pertemuan tersebut diakhiri dengan “Pernyataan Bersama Bandar Seri Begawan”, yang menegaskan kembali komitmen tiga negara bagi kelangsungan Jantung Borneo, serta menekankan pentingnya pendekatan ekonomi hijau terhadap pelestarian lingkungan.
Inisiatif Jantung Borneo mencakup lebih dari 22.000 km2 hutan hujan Khatulistiwa yang melintasi Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia. Pada Februari 2007, ketiga negara tersebut menandatangani Deklarasi HoB, menjalin kerjasama dalam mencapai satu visi konservasi demi kepentingan masyarakat berdasarkan kawasan lindung dan penggunaan lahan berkelanjutan. Bersama-sama mereka menekankan fakta bahwa hutan hujan tropis memiliki fungsi strategis berskala lokal dan nasional saja, tetapi juga global. (Marwan Azis).