JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM- Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia atau The Society of Indonesian Environmental Journalist (SIEJ) yang didirikan pada tahun 2006 lalu, kini punya pemimpin baru yang terpilih melalui e-voting dalam Rapat Umum Anggota yang juga dikenal sebutan PERNAS SIEJ yang digelar di Hotel Amaris, Jakarta (1/12).
Terpilih Rochimawati jurnalis VIVA.co.id dan Joni Aswira, jurnalis CNN TV, sebagai Ketua Umum dan Sekretaris SIEJ untuk periode 2019-2022. Mereka menggantikan Direktur Eksekutif SIEJ Indonesia, jurnalis CNN Indonesia Aditya Heru Wardhana dan Sekretaris Jenderal Jekson Simanjuntak.
Mekanisme pemilihan tergolong unik lantaran dilakuan dengan sistem e-vote atau pemilihan elektronik. Dari total 269 jurnalis anggota SIEJ di seluruh nusantara, sebanyak dengan 105 jurnalis yang menyalurkan hak suaranya secara daring.
Pemilihan menggunakan sistem E-Voting atau pemilihan online dengan melibatkan 105 jurnalis di seluruh Indonesia, ini kali pertamanya SIEJ menggunakan sistem e-voting.
“E-vote SIEJ dicatat sejarah. Menjadi model pemilihan secara daring pertama yang dilakukan organisasi jurnalis lingkungan di Indonesia,” kata Ika Ningtyas Ketua pimpinan sidang RUA SIEJ.
Usai terpilih, Rochimawati yang biasa disapa Ochi mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan.
Aktivis AJI ini mengaku sudah memiliki agenda untuk SIEJ. Tahap awal, akan meningkatkan konsolidasi dan komunikasi dengan anggota SIEJ di 25 simpul di seluruh Indonesia . Serta meningkatkan kapasitas anggota dalam peliputan isu lingkungan hidup.
“Kami akan berupaya meningkatan jejaring dengan berbagai lembaga yang sejalan dengan cita-cita SIEJ,” katanya. Dukungan anggota SIEJ adalah amanat, katanya, yang akan diemban dengan penuh tanggungjawab. Untuk itu ia berharap dukungan semua pihak untuk turut membantu mengembangkan SIEJ,”harapnya.
Rochimawati atau yang akrab disapa Ochi ini menyampaikan akan membangun SIEJ dari simpul. Memperkuat soliditas dan kapasitas jurnalisme lingkungan yang lebih membumi. “Kekuatan oligarki semakin menggila dalam mengeksploitasi alam. Terjadi kerusakan lingkungan,”tandasnya. (Wan/BL)