Kawanan rusa bera di Attingham Park ©National Trust. Foto : James Dobson
LANDON, BERITALINGKUNGAN.COM– Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan atau peternakan populasi rusa dapat memberikan berbagai manfaat bagi keanekaragaman hayati, perubahan iklim, ketahanan pangan, dan mata pencaharian pedesaan.
Dalam sebuah laporan baru dari National Trust dan University of Exeter, para ahli mengusulkan bahwa pendekatan kolaboratif dalam pengelolaan rusa dapat membantu mengontrol populasi rusa yang besar sekaligus memberikan manfaat bagi alam dan meningkatkan pasokan pangan.
Jumlah populasi rusa telah meningkat di beberapa wilayah di Inggris, terutama selama 30-40 tahun terakhir, dengan dampak negatif termasuk kerusakan pada pohon dan tanaman. Banyak wilayah di Inggris sangat cocok untuk rusa, dan dengan punahnya predator alami seperti serigala, para pengelola lahan menggunakan perburuan untuk membatasi jumlahnya.
Namun, di luar Skotlandia, pengelolaan ini jarang dikoordinasikan di wilayah yang luas, dan masyarakat umum jarang terlibat dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan rusa.
Menurut laporan tersebut, perspektif dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat lokal, dapat mengubah pengelolaan rusa menjadi lebih baik.
“Saat ini, pengelolaan rusa jarang dibahas secara rinci di depan umum,” kata Dr. Michelle Twena, salah satu penulis laporan seperti dikutip Beritalingkungan.com dari laman exeter.ac.uk (23/08/2024)
“Pengelolaan ini dilakukan secara terpisah oleh para pengelola lahan yang berbeda-beda, dan banyak dari mereka yang khawatir dengan kontroversi terkait perburuan. Kami mengusulkan pendekatan holistik yang berorientasi pada komunitas untuk menangani isu ini, dengan melibatkan berbagai suara.”ujarnya.
Peneliti dari RENEW, sebuah proyek pemulihan keanekaragaman hayati yang dipimpin oleh University of Exeter dan National Trust melakukan serangkaian lokakarya di South Downs dengan berbagai pihak yang berkepentingan, termasuk pakar kebijakan, kelompok konservasi dan kesejahteraan hewan, pengelola satwa liar, organisasi distribusi pangan dan keadilan, pemilik lahan pribadi, serta anggota dewan lokal dari Sussex dan West Sussex.
“Tujuannya adalah menciptakan budaya yang tidak bersifat konfrontatif, untuk membantu pemangku kepentingan yang berbeda memahami pandangan, prioritas, nilai, dan perspektif masing-masing,” kata Dr. Clare Bissell, salah satu penulis laporan.
“Ini memungkinkan pemikiran yang luas dan aspiratif, yang merupakan kunci untuk mengidentifikasi solusi baru dan progresif. Orang-orang meninggalkan lokakarya dengan pemahaman yang lebih baik tentang perspektif lain, serta orang-orang yang memegangnya.”tuturnya.
David Bavin, salah satu penulis laporan lainnya, menambahkan, “Ini adalah aspek penting dari bagaimana kita mengelola lingkungan kita, dan kita perlu memiliki percakapan publik tentang hal ini. Populasi rusa yang besar dapat membatasi keanekaragaman hayati dengan merumput secara berlebihan pada vegetasi seperti pagar hidup, pohon muda, dan tanaman, serta dapat menyebarkan penyakit (termasuk penyakit Lyme) dan meningkatkan kecelakaan di jalan raya,”
“Pengelolaan yang efektif dapat membawa banyak manfaat, tetapi sering kali merupakan pilihan ‘top-down’ oleh pemilik lahan, dengan keterlibatan masyarakat yang sering kali kurang. Komunikasi yang lebih baik dapat mengarah pada pemahaman bersama bahwa pengelolaan diperlukan di beberapa tempat dan dapat dilakukan dengan cara yang manusiawi yang membawa manfaat tidak hanya bagi alam tetapi juga dalam hal pasokan pangan.”tuturnya.
Selain memungkinkan diskusi yang bijaksana tentang kasus lingkungan untuk pengelolaan rusa, keterlibatan publik dapat memastikan manfaat dari perburuan yang manusiawi dibagikan, misalnya dengan daging rusa yang lebih banyak tersedia untuk sektor keadilan pangan, termasuk bank makanan.
Para peserta sepakat bahwa peningkatan akses ke daging rusa liar – sumber protein yang berkelanjutan dan sehat – dapat menguntungkan baik komunitas maupun konservasi.
Rekomendasi utama dari penelitian ini adalah:
- Semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan rusa harus mengadopsi pendekatan yang mengakui dan menekankan hubungan antara manusia dan alam.
- Pemangku kepentingan dalam pengelolaan rusa harus menghargai pentingnya suara dan praktisi yang beragam.
- Mereka yang mengelola rusa harus berinteraksi dengan organisasi yang berupaya menyediakan makanan bergizi dan terjangkau untuk semua.
- Pemangku kepentingan harus berbagi data, bukti, dan pengalaman melalui platform yang didedikasikan.
- Jaringan pengelolaan rusa harus dibentuk dan berkembang untuk merangkul sektor dan kolaborator baru.
- Penting untuk membangun kepercayaan antara organisasi, serta dengan masyarakat luas.
- Pemangku kepentingan dalam pengelolaan rusa harus mengambil pendekatan kepemilikan bersama dalam komunikasi.
- Kebijakan publik harus memfasilitasi dan memberi insentif untuk pengelolaan rusa yang kolaboratif.
Prof. Matt Heard, Kepala Penelitian Lingkungan di National Trust, menyimpulkan ada banyak manfaat yang dapat diperoleh dari pengendalian rusa secara manusiawi pada skala lanskap, baik bagi manusia, komunitas, maupun alam.
“Pemilik lahan, pengelola lahan, dan komunitas yang lebih luas memiliki potensi untuk membuka manfaat ini melalui tindakan kolaboratif, dan organisasi serta individu harus mengambil inisiatif untuk mewujudkannya.”paparnya.
Langkah selanjutnya bagi tim penelitian adalah mengadakan kembali lokakarya dengan peserta sebelumnya bersama dengan kelompok pemangku kepentingan yang lebih luas untuk merefleksikan dan mendiskusikan temuan laporan ini, serta mendukung percakapan tentang bagaimana rekomendasi penelitian ini dapat diintegrasikan ke dalam praktik pengelolaan rusa di seluruh Inggris.
Laporan “Melihat Hutan untuk Rusa: Proses Partisipatif untuk Mendukung Kolaborasi Pemangku Kepentingan dalam Pengelolaan Rusa Skala Lanskap” tersedia di link ini (Marwan Aziz)