Penjelasan Materi Tanggap Banjir sejak dini oleh KOPHI. |
JAKARTA, BL- Memperingati hari bumi yang jatuh pada tanggal 22 April lalu, KOPHI (Koalisi Pemuda Hijau Indonesia) menggelar acara KOPHI Goes to School, sebuah kegiatan edukasi lingkungan dengan materi tanggap banjir untuk anak-anak dan pengomposan dengan teknik takakura yang melibatkan siswa SDN 05 Kuningan Barat Pagi beserta orang tua.
“Di sini, kalo ada banjir ya mau gak mau sekolah libur. Walaupun ada lantai dua, suasana KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) ga pernah efektif. Anak-anak maunya ya main air,” tutur Ibu Theresia, wali kelas 5 SDN 05 Kuningan Barat Pagi.
Lebih dari 250.000 orang terkena dampak banjir di Jakarta pada Januari 2014. Termasuk diantaranya anak-anak yang mungkin kurang mengerti sebab banjir yang terjadi di lingkungan mereka tiap tahun. “Sehingga, KOPHI melalui program KOPHI Goes to Schoolmensosialisasikan materi tanggap banjir yang melingkupi siklus air, penyebab banjir, pencegahan banjir hingga tindakan yang harus dilakukan saat terjadi bencana banjir dengan cara yang menarik seperti melalui teka teki silang, tebak-tebakkan, bercerita, dan permainan lainnya ke 32 murid di SDN 05 Kuningan Barat Pagi.” Kata Ghofar Ismail Head of Media and Communication KOPHI melalui keterangan tertulisanya yang diterima Beritalingkungan.com (26/4)
Di sisi lain, sampah paska banjir Jakarta 2014 mencapai 91.529 ton dan penyumbang sampah terbanyak adalah sampah rumah tangga. Hal ini sungguh sangat ironis bila dibandingkan dengan negara lain yang sudah menekan sampah rumah tangga dengan berbagai cara, salah satunya ialah pengomposan.
Pengomposan yang disosialisasikan di KOPHI Goes to School ke 17 orangtua murid ini menggunakan teknik takakura yang ditemukan oleh Mr. Koji Takakura dari Jepang dengan memanfaatkan keranjang berlubang (Keranjang Takakura) yang diisi dengan dengan sampah organik tercacah dan mikroorganisme sebagai proses pengomposan aerob. Pengomposan ini dapat dilakukan di rumah masing-masing dengan menambahkan sampah organik setiap harinya bersamaan dengan pengadukan dan penyiraman air sebagai pengontrol suhu.
Menurut Ismi Iman Sari, Public Relation Executive KOPHI, pelatihan pengomposan teknik takakura ini merupakan media pembelajaran agar para orangtua siswa di SDN 05 Kuningan Barat Pagi dapat menjalankan pengelolaan sampah secara rutin dan mandiri dan dapat mereduksi sampah organik yang dibuang ke TPS.
“KOPHI sebagai garda terdepan demi lingkungan yang lestari sudah bersiap dengan program lingkungan lainnya agar kerusakan alam dan lingkungan berkurang yang berakibat pada bencana alam, salah satunya ialah banjir,” tambahnya. (Marwan) –>