WAKATOBI, BERITALINGKUNGAN.COM – Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Wakatobi, Balai Taman Nasional Wakatobi, Jasa Raharja, dan Kelompok Ekowisata Desa Kulati Poassa Nuhada melakukan pendampingan terhadap kelompok perempuan Padatimu To’asoki di Desa Kulati, Kecamatan Tomia Timur, Kabupaten Wakatobi.
Kelompok Padatimu To’asoki yang berdiri pada bulan Juli 2021, memiliki 12 anggota yang kebanyakan adalah ibu rumah tangga. Mereka mendirikan Padatimu To’asoki dengan tujuan meningkatkan skil dan kesejahteraan bagi anggotanya.
Ketua Kelompok Padatimu To’asoki Yulianti Rahman menegaskan, kelompoknya sengaja mengembangkan produk berupa kerupuk ikan simba (Caranx ignobilis). “Kami memilih ikan simba sebagai bahan dasar kerupuk karena ikan ini paling banyak ditangkap oleh nelayan tradisional di Pulau Tomia,” katanya.
Ikan simba banyak ditemukan pada bulan Oktober – Desember dan Februari – April. “Dari hasil musyawarah, pengecekan bahan baku, serta minat masyarakat, maka kami memilih produk kerupuk ikan simba,” terang Yulianti.
Setelah melalui serangkaian kegiatan, mulai dari identifikasi potensi, penguatan kelembagaan, pelatihan produksi, hingga uji coba resep, kerupuk ikan simba diluncurkan pada Oktober 2021. Demi menjamin agar produk tersebut layak dikonsumsi dan bisa diterima oleh konsumen secara luas, mereka melengkapinya dengan izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).
Meskipun relatif baru, produk yang ditawarkan cukup digemari, tidak hanya oleh masyarakat Pulau Tomia. Kini pasarnya telah merambah hingga ke luar pulau, bahkan ke Papua dan Halmahera.
“Harganya cukup terjangkau. Sebungkus kerupuk ikan dijual bagi masyarakat setempat, seharga Rp10.000,” ujarnya.
Direktur Pengembangan dan Pemasaran YKAN Ratih Loekito sangat mendukung upaya pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan di Desa Kulati. Menurutnya, pemberdayaan perempuan merupakan aspek penting dalam pembangunan.
“Melalui program ini, kelompok perempuan dapat mengembangkan ekonomi lokal berbasis potensi sumber daya alam secara berkelanjutan,” ujarnya.
Senada dengan itu, Direktur Program Kelautan YKAN Muhammad Ilman mengingatkan tentang pentingnya pemanfaatan sumber daya laut secara bijak dan lestari. Upaya pemanfaatan sumberdaya alam oleh Kelompok Padatimu To’asoki menjadi bukti bahwa upaya konservasi terus dilakukan, didasarkan atas kesepakatan bersama.
Salah satu praktik baik yang ditemukan, penangkapan ikan simba sebagai bahan dasar kerupuk telah menggunakan alat yang ramah lingkungan dan tidak merusak.
“Dari kegiatan ini kita mendapatkan pembelajaran bahwa apabila sebuah kawasan konservasi dikelola dengan baik, maka akan mampu memberikan manfaat ekonomi dan ekologi bagi masyarakat setempat,” pungkasnya. (Jekson Simanjuntak)