Teknisi laboratorium di Stasiun Penelitian Konnevesi Universitas Jyväskylä mengumpulkan spora jamur dari udara. Foto : Universitas Jyväskylä.
JYVÄSKYLÄ, BERITALINGKUNGAN.COM – Para peneliti di Universitas Jyväskylä telah menemukan kunci untuk pemetaan keanekaragaman hayati yang cepat dan efektif biaya, yaitu melalui udara.
Di Konneveden Tutkimusasema, teknisi laboratorium mengumpulkan spora jamur dari udara sebagai bagian dari penelitian yang inovatif ini.
Hanya sebagian kecil dari keanekaragaman alam, atau kekayaan spesies, yang diketahui, terutama untuk serangga dan jamur, yang keduanya memiliki jutaan spesies yang belum dikenal oleh sains.
Pada saat yang sama, hilangnya keanekaragaman hayati berlangsung pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan para peneliti berlomba melawan waktu untuk mengungkap keanekaragaman yang belum diketahui serta menemukan cara untuk menyelamatkannya.
“Udara adalah harta karun nyata untuk penelitian alam,” kata Nerea Abrego, Peneliti Akademi di Universitas Jyväskylä. “Udara penuh dengan DNA dari tumbuhan, jamur, bakteri, serangga, mamalia, dan organisme lainnya.”
Informasi Global tentang Jamur dari Sampel Udara
Abrego memimpin sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature, di mana DNA sequencing digunakan untuk mengidentifikasi jamur dari sampel udara yang dikumpulkan di seluruh dunia.
Penelitian ini menghasilkan pengetahuan terobosan tentang faktor-faktor iklim dan evolusi yang mempengaruhi keberadaan dan variasi musiman jamur yang dikenal dan belum dikenal.
“Pengetahuan ini penting tidak hanya untuk memahami di mana dan kapan berbagai spesies jamur berkembang, tetapi juga untuk memprediksi nasib mereka di tengah perubahan global yang sedang berlangsung,” kata Abrego seperti dikutip Beritalingkungan.com dari laman jyu.fi (12/07/2024).
Pemantauan dan Prediksi Kehilangan Keanekaragaman Hayati
Otso Ovaskainen, seorang Profesor Akademi di Universitas Jyväskylä, yang terlibat dalam proyek penelitian ini, yakin bahwa teknik pengambilan sampel keanekaragaman hayati baru akan merevolusi pemantauan dan prakiraan keanekaragaman hayati dalam beberapa tahun mendatang.
Menggunakan DNA serta gambar dan audio, Ovaskainen memimpin proyek lanjutan di mana jamur, serangga, mamalia, burung, kelelawar, dan katak dipelajari di ratusan lokasi di seluruh dunia.
“Ada lebih dari sejuta spesies serangga dalam sampel yang telah dikumpulkan, jauh lebih banyak dari spesies yang telah dideskripsikan oleh sains sejauh ini,” kata Ovaskainen.
“Ukuran data yang sangat besar membuat analisis menjadi tantangan. Kami memiliki lebih dari seratus tahun suara, jutaan gambar kamera jebak, dan miliaran urutan DNA.”ujarnya.
Aktivitas inti dari kelompok penelitian multidisiplin Ovaskainen dan Abrego adalah pengembangan pemodelan statistik, bioinformatika, dan metode kecerdasan buatan untuk menggunakan jenis data keanekaragaman hayati baru untuk prakiraan yang akurat.
Informasi Baru tentang Penyakit Jamur
Karena hampir semua jamur setidaknya sebagian menyebar melalui udara, studi ini mencakup tidak hanya boletes dan russulas, tetapi juga, misalnya, lichen, jamur kurap, jamur cetakan, dan ragi.
“Salah satu subjek yang sangat menarik untuk penelitian lebih lanjut adalah tinjauan yang lebih rinci tentang urutan jamur yang penting bagi manusia,” kata Abrego. “Ini termasuk penyakit jamur pada manusia, tanaman, dan hewan produksi, serta jamur yang menunjukkan kemajuan hilangnya alam dan melemahnya proses ekosistem alami.”
Abrego memimpin proyek di mana pengambilan sampel udara dan metode penelitian baru lainnya diuji coba sebagai bagian dari inventarisasi hutan nasional reguler Finlandia yang dikoordinasikan oleh Natural Resources Institute Finland.
Tujuan dari proyek ini, yang didanai oleh Kementerian Lingkungan Hidup Finlandia, adalah untuk menghasilkan informasi komprehensif tentang keanekaragaman alam, terutama tentang jamur dan serangga yang sebelumnya kurang dikenal, yang kemudian dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan (Marwan Aziz)