Keluarga korban yang setia menunggu di pos Linggarjati mengaku merasa bersyukur saat bertemu para korban malam tadi (05/01). Mereka berhasil tiba di pos pada pukul 23.15 WIB dipandu tim SAR.“Alhamdulilah, alhamdulilah, saya bisa bertemu dengan anak saya dalam keadaan sehat”, ungkap Syahrony, orang tua Muha (22).
Syahrony mengatakan tidak akan memberikan ijin pada anaknya untuk ikut dalam pendakian lagi, mengingat anaknya belum pernah melakukan perjalanan sejauh itu.
Berbeda dengan ayahnya, Muha (22) malah bertekad akan melakukan pendakian keduanya. Bencana yang mereka alami saat ini tidak menyurutkan keinginannya untuk berpetualang.“Saya masih akan tetap naik gunung, kok, walau ijin tidak diberi orang tua”, ungkap Muha (22).
Ia juga membantah tersesat saat turun dari puncak Ciremai (3078 dpl). “Tidak benar kita tersesat, kita hanya tidak menemukan jalan dan memutuskan untuk berhenti, karena ada teman yang sakit dan sudah tidak kuat jalan”ujarnya.
Kelimanya ditemukan di blok Pangasinan pada ketinggian 2.800 meter di atas permukaan laut (dpl). Saat dievakuasi, empat dari lima pendaki dalam kondisi kedinginan dan satu orang sehat. Kelima pendaki yang tersesat sejak Jumat (1/1) itu ditemukan di atas sungai kering.
Kemungkinan mereka menduga sungai tersebut adalah jalur menuju Posko Linggarjati hingga kelimanya tersesat. Kelima pendaki tersebut naik melalui jalur tidak resmi, yakni dari Desa Pajajar, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka. Mereka adalah Budiman (25), Katnila (18), Maskom (22), Muha (22), dan Wahyu (17).
Lima pendaki pemula dari Desa/Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, yang tersesat berhasil ditemukan oleh Tim SAR PPGC (Pos Pendakian Gunung Ciremai) Linggarjati, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Menurut Suyitno, pimpinan tim SAR, evakuasi sempat terkendala akibat cuaca buruk yang mengakibatkan tim pencari baru tiba malam ini (23.30 WIB). Tim penerima di posko di Linggarajati sudah siaga dengan ambulans guna membawa para pendaki ke RSUD Bondarosa, Kuningan. (Jekson Simanjuntak).