ACEH, BERITALINGKUNGAN.COM- Sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tahun 2018, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus berupaya meningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam pengendalian karhutla.
Di penghujung tahun 2017, sebanyak dua regu (30 orang) dari Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah IV Aceh Barat dan KPH Wilayah V Gayo Lues, Provinsi Aceh, berkesempatan mendapat pelatihan pengendalian karhutla.
Pelatihan yang berlangsung mulai 13 – 15 Desember 2017 ini, dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Aceh, Saminudin B. Tou. Dalam arahannya, Saminudin berharap agar Regu Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Dalkarhutla) yang telah terbentuk, akan siap dan mampu mengatasi kejadian karhutla di wilayah Provinsi Aceh terutama di areal kerja KPH.
“Penguatan kapasitas pada KPH ini sangat membantu Pemerintah Daerah terutama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi dalam mengatasi karhutla di Provinsi Aceh”, ujarnya.
Sementara, mewakili Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Kepala Sub Direktorat Tenaga dan Sarana Prasarana, Agus Haryanta, menjelaskan, dalam pelatihan ini, peserta diberi materi tentang pengendalian karhutla, meliputi praktek pencegahan dan pemadaman, dengan narasumber dari Manggala Agni Daops Sibolangit, Sumatera Utara.
“Pelatihan pengendalian karhutla pada KPH-KPH dilaksanakan secara prioritas pada wilayah-wilayah dengan intensitas kebakaran cukup tinggi. Di, Aceh terdapat lahan gambut yang rawan terjadi karhutla seperti di Wilayah Aceh Barat, Nagan Raya, dan Aceh Barat Daya sehingga perlu dibentuk Brigade Pengendalian Karhutla di wilayah KPH tersebut”, Agus menambahkan.
KPH IV Aceh Barat, meliputi wilayah pesisir kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya, sedangkan KPH V berada di Gayo Lues, meliputi Kabupaten Gayo Lues dan Kabupaten Aceh Barat Daya. Hampir setiap tahun di kedua KPH tersebut terjadi karhutla, bahkan Kabupaten Aceh Barat sempat menetapkan status siaga darurat karhutla dari tanggal 10 Juli 2017 hingga 30 September 2017.
Namun secara umum, karhutla di Provinsi Aceh tahun 2017 mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun 2016. Sampai dengan data bulan Oktober 2017, luas karhutla di Aceh menurun 59,04 % dari angka tahun 2016.
Adapun hingga malam ini pukul 20.00 WIB, (15/12/2017), Posko Pengendalian Karhutla
KLHK melaporkan nol hotspot berdasarkan satelit NOAA, sedangkan pada satelit TERRA AQUA (NASA), terpantau sebanyak 17 hotspot, yang tersebar di Provinsi Papua, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara. Keseluruhan hotspot ini telah dilakukan groundcheck.
Dengan demikian, selama 1 Januari – 15 Desember 2017 berdasarkan satelit NOAA, terdapat 2.568 titik, setelah tahun sebelumnya sebanyak 3.819 titik, sehingga menurun sebanyak 1.251 titik (32,76 %). Sedangkan total 2.397 titik ditunjukkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Conf. Level ≥80%, dan saat ini telah menurun sebanyak 1.434 titik (37,43%), dibandingkan tahun 2016.(BL) –>