Video ini didapatkan dari akun instagram aktivis lingkungan yg memperlihatkan seekor Kura-kura mengira sampah plastik sebagai Ubur-ubur. Sebagaimana tampak Kura-kura beberapa kali mencoba memakan namun memuntahkannya kembali.
Direktur Koalisi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (KAWALI), Puput TD Putra ikut mengomentari video tersebut. “Pesan yang ingin disampaikan adalah himbauan bagi pengunjung pantai agar membawa kembali sampah yang diproduksi selama berada di pantai, bukan memusuhi plastik. Intinya pada perilaku pengunjung,” kata Puput kepada Beritalingkungan.com.
Menurut Puput, legislasi, regulasi, etik dan standar tidak hanya bertumpu pada industri plastik di hulu tetapi juga semestinya diberlakukan pada setiap objek wisata yg memiliki keindahan alam sehingga sarpras (sarana prasarana) terpenuhi apakah yang bersifat pendukung (aturan dengan larangan, signage/informasi, tempat sampah spesifik, aparatur, jadwal pengambilan, dll) maupun penunjang (terintegrasi dengan tata kelola sampah serta sarpras Pemda disediakan sesuai azas Otonomi Daerah khususnya terkait Pengelolaan Sampah di masing-masing objek wisata termasuk aparatus pengawas/penegak/penindak (Satpol PP).
Diungkapkan, di beberapa negara bahkan Otoritas setempat (Dinas/Badan Lingkungan) melakukan tupoksi pemantauan lingkungan yang apabila ada kondisi yg menyebabkan penurunan mutu lingkungan signifikan pada objek wisata maka melakukan tindakan korektif bahkan menutup objek sementara dari pengunjung.
“Memusuhi plastik tidak akan pernah efektif menekan dampak limbah plastik dari sudut ilmu pengetahuan, menimbang plastik sendiri sudah menjadi Complementary/pelengkap dalam peradaban manusia dan penggunaannya akan terus bertumbuh seiring jumlah populasi manusia sendiri,”tuturnya.
Menurut mantan Direktur WALHI Jakarta ini, langkah terbaiknya adalah best practice dari hulu ke hilir yakni salah satunya penggunaan plastik ramah lingkungan yang mudah terurai di alam dan pengelolaan sampah lokal yang terintegrasi dengan sarana milik Pemda, termasuk edukasi yang cukup kepada semua pengunjung bahkan warga negara.
“Aktivis lingkungan yang memusuhi plastik adalah aktivis nasi bungkus mereka bekerja hanya atas naluri program lembaga donor asing (hibah dana). Aktivis sejati memusuhi korupsi dan tidak membodohi bangsanya demi menutupi kealpaan Pemerintahnya/ pemda,”ujarnya. (Wan)