Foto yang diambil pada 24 Maret 2024 ini memperlihatkan pemandangan Gletser Fox di pesisir barat South Island, Selandia Baru. Foto : ANTARA/Xinhua/Yang Liu.
WELLINGTON, BERITALINGKUNGAN.COM – Hasil survei terbaru di Selandia Baru mengungkapkan bahwa gletser di negara tersebut terus menyusut secara signifikan.
Menurut laporan dari Institut Penelitian Air dan Atmosfer Nasional, gletser tersebut mengalami kerusakan yang parah akibat hilangnya es dalam jangka panjang.
Foto-foto yang diambil dari udara oleh helikopter pada 24 Maret 2024 seperti dirilis dari Xinhua (04/04/2024) memperlihatkan pemandangan Gletser Fox di pesisir barat Pulau Selatan Selandia Baru. Dalam gambar-gambar tersebut terlihat dengan jelas betapa gletser tersebut telah menyusut secara dramatis.
Tren penyusutan gletser menjadi perhatian serius, terutama mengingat dampaknya terhadap perubahan iklim secara global. Kondisi ini juga dapat memiliki dampak serius terhadap lingkungan serta masyarakat yang bergantung pada sumber daya air dari gletser-gletser tersebut.
Pemerintah Selandia Baru dan organisasi lingkungan harus segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi kerusakan yang terjadi pada gletser-gletser ini sebelum terlambat.
Dampaknya Bagi Dunia dan Indonesia
Dampak yang akan ditimbulkan oleh menyusutnya gletser di Selandia Baru dapat memiliki konsekuensi yang luas, termasuk bagi Indonesia sebagai negara kepulauan.
Beberapa dampak yang mungkin timbul antara lain:
Peningkatan Permukaan Air Laut: Menyusutnya gletser di Selandia Baru berkontribusi pada peningkatan permukaan air laut global. Ini dapat menyebabkan ancaman banjir lebih serius bagi pulau-pulau di Indonesia, terutama yang berada di kawasan pesisir.
Perubahan Pola Curah Hujan: Perubahan iklim yang disebabkan oleh penyusutan gletser dapat mempengaruhi pola curah hujan di wilayah-wilayah tertentu. Hal ini dapat menyebabkan perubahan iklim lokal yang berdampak pada musim kemarau dan musim hujan di Indonesia, mempengaruhi produksi pertanian dan kehidupan masyarakat.
Ancaman Terhadap Ketersediaan Air Tawar: Gletser yang menyusut merupakan sumber air tawar penting bagi beberapa wilayah. Penyusutan gletser dapat mengurangi pasokan air tawar, yang pada gilirannya dapat mengganggu ketersediaan air bersih bagi penduduk di wilayah tersebut. Hal ini juga dapat mempengaruhi sistem irigasi pertanian dan keberlanjutan sumber daya air di Indonesia.
Kerugian Ekosistem: Gletser yang menyusut dapat mengakibatkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan, termasuk spesies-spesies unik yang hanya ditemukan di lingkungan gletser. Perubahan ini juga dapat mempengaruhi keanekaragaman hayati global, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi sistem ekologi yang kompleks di seluruh dunia.
Oleh karena itu, dampak menyusutnya gletser di Selandia Baru bukan hanya merupakan masalah lokal, tetapi juga memiliki implikasi yang signifikan bagi ekosistem global dan keberlangsungan hidup manusia, termasuk bagi negara kepulauan seperti Indonesia.
Upaya-upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim secara global sangat penting untuk meminimalkan dampak negatif ini.
Upaya
Mengatasi dampak penyusutan gletser dan perubahan iklim secara global, khususnya yang berkaitan dengan Indonesia sebagai negara kepulauan, memerlukan langkah-langkah komprehensif yang melibatkan berbagai pihak, dari tingkat lokal hingga global.
Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:
Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca: Indonesia dapat memainkan peran penting dalam upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan bioenergi, serta mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Reboisasi dan Rehabilitasi Mangrove: Menanam kembali hutan dan rehabilitasi mangrove dapat membantu menyerap CO2 dari atmosfer. Hutan mangrove khususnya, yang banyak terdapat di Indonesia, sangat efektif dalam menyerap karbon dan melindungi garis pantai dari abrasi.
Pengelolaan Sumber Daya Air: Mengembangkan sistem pengelolaan sumber daya air yang lebih efisien, termasuk teknologi irigasi hemat air dan sistem penampungan air hujan, untuk mengatasi potensi kelangkaan air akibat perubahan iklim.
Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim: Mengembangkan strategi adaptasi, seperti pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap kenaikan permukaan air laut dan perubahan pola cuaca, serta mengadopsi praktik pertanian yang lebih tahan terhadap iklim yang berubah.
Pendidikan dan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran publik tentang perubahan iklim dan dampaknya, serta mengedukasi masyarakat tentang cara-cara untuk mengurangi jejak karbon individu, seperti pengurangan konsumsi energi dan penggunaan transportasi umum atau kendaraan ramah lingkungan.
Kerjasama Internasional: Berpartisipasi aktif dalam forum dan perjanjian internasional untuk memperkuat upaya global dalam mengatasi perubahan iklim. Indonesia dapat berkontribusi dalam dialog global dan regional untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan strategi mitigasi perubahan iklim.
Inovasi dan Teknologi: Mendorong penelitian dan pengembangan teknologi baru yang dapat mengurangi emisi, meningkatkan efisiensi energi, dan mendukung upaya adaptasi terhadap perubahan iklim.
Melalui implementasi strategi-strategi ini, Indonesia dapat berkontribusi secara signifikan terhadap upaya global dalam mengurangi dampak negatif penyusutan gletser dan perubahan iklim, sekaligus memperkuat ketahanan nasional terhadap dampak yang mungkin terjadi (Wan)