Seorang pria membasuh air ke kepala, sementara orang-orang meminum air dari sebuah kapal tanker selama gelombang panas di Dhaka, Bangladesh, pada 22 April 2024. Foto : Getty Images.
JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM – Gelombang panas ekstrem telah melanda sejumlah negara di Asia dalam beberapa pekan terakhir, menyebabkan dampak yang serius bagi jutaan penduduk di wilayah tersebut.
Dari Asia Selatan hingga Asia Tenggara, suhu udara yang melonjak tinggi mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan memaksa beberapa sekolah untuk menutup pintu demi menjaga kesehatan para siswa dari serangan panas yang membahayakan.
Pada saat yang sama, produktivitas pertanian juga terganggu akibat kondisi cuaca yang berkelanjutan ini.
Berikut adalah beberapa negara di Asia yang terkena dampak dari gelombang panas ekstrem selama beberapa pekan terakhir:
Bangladesh
Gelombang panas yang melanda Bangladesh telah menyebabkan beberapa sekolah dan universitas tutup sementara. Sebab suhu di beberapa daerah bahkan melonjak melebihi 42 derajat Celsius, dengan tingkat kelembapan udara yang tidak menentu meningkatkan ketidaknyamanan bagi penduduk. “Karena meningkatnya masuknya kelembapan, ketidaknyamanan mungkin meningkat,” ujar Badan Meteorologi Bangladesh seperti dikutip Beritalingkungan.com dari New York Times, Senin (22/4).
India
Suhu panas yang ekstrem di India telah menimbulkan tantangan bagi warga yang tengah menghadapi perhelatan pesta demokrasi terbesar di dunia. Suhu mencapai 42 derajat Celsius, mengancam produktivitas pertanian dan bahkan merusak kabel jaringan listrik akibat terpapar panas.
Myanmar
Pemerintah junta Myanmar melaporkan bahwa suhu di ibu kota dapat mencapai 46 derajat Celsius. Di tengah krisis perang saudara, gelombang panas ini menambah kompleksitas situasi yang sudah tegang.
Kamboja
Kamboja mengalami panas paling ekstrem dalam beberapa tahun terakhir. Suhu diperkirakan mencapai 42 derajat Celsius dalam beberapa pekan ke depan, dengan Badan Meteorologi setempat memperkirakan suhu ekstrem akan bertahan selama beberapa minggu.
Media lokal Kamboja Khmer Times, menyebut bahwa Negeri Angkor Wat tersebut mengalami panas paling ekstrem dalam beberapa tahun terakhir. Juru bicara Badan Meteorologi dan Sumber Air Kamboja Chan Yuta, menyatakan bahwa suhu diperkirakan dapat mencapai 42 derajat celsius dalam beberapa pekan ke depan. Yuta juga mengungkap bahwa suhu ekstrem akan terjadi selama beberapa minggu dan diprediksi akan turun pada Mei mendatang.
Thailand
Thailand juga mengalami suhu panas ekstrem, dengan peringatan dari otoritas setempat bahwa suhu dapat mencapai lebih dari 52 derajat Celsius di beberapa wilayah. Sebanyak 30 orang dilaporkan meninggal akibat serangan panas sejak awal tahun.
Filipina
Gelombang panas ekstrem di Filipina telah menyebabkan ribuan sekolah tutup dan suhu di Manila bahkan mencapai 38,8 derajat Celsius. Indeks panas mencapai 45 derajat Celsius di kota lain, menimbulkan risiko kesehatan yang serius bagi penduduk.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Filipina seperti dilansir dari CNA yang juga dikutip CNN Indonesia, menyatakan suhu di Manila dapat mencapai 38,8 derajat celsius. Sedangkan kota lainnya dapat mencapai indeks panas hingga 45 derajat celcius. Indeks panas itu juga mengukur seperti apa suatu suhu dengan pertimbangan tingkat kelembapan.
Gelombang panas ekstrem ini menjadi peringatan bagi masyarakat global mengenai pentingnya kesiapsiagaan dan adaptasi terhadap perubahan iklim global, serta perlunya tindakan preventif yang lebih serius untuk melindungi masyarakat dari dampak yang merugikan (KKT/CNA/CNN/NYT/BL)