JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM – Sebanyak 12 pesepeda dari berbagai latar belakang ikut berpartisipasi dalam kegiatan bersepeda yang dinamakan Journey From Zero yang diprakarsasi oleh Komunitas Journey To Zero.
Kegiatan ini merupakan kegiatan bersepeda yang diawali dari Tugu 0 Kilometer di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 15 Juni 2022, kemudian bergerak ke timur dan berakhir di Provinsi Bali dengan jarak tempuh total kurang lebih sejauh 4.224 km.
Kegiatan ini dibagi ke dalam 12 rute, di mana setiap pesepeda akan bergantian menempuh 1 rute namun dengan menggunakan sepeda yang sama. Kegiatan ini ditargetkan selesai di Provinsi Bali pada tanggal 23 Agustus 2022.
Fadli Fikriawan sebagai pesepeda yang ikut melanjutkan etape rute Jakarta – Bandung sejauh 171 Km, mengajak #SobatHijau untuk menggunakan kendaraan rendah emisi gas buang seperti bersepeda, transportasi umum, dan berjalan kaki untuk berkegiatan sehari-hari.
Sebagai riders ke-8 dalam kegiatan tersebut, Fadli berharap semoga program Journey From Zero mampu bersinergi dalam mendorong percepatan implementasi Program Langit Biru di 514 Kab kota seluruh Indonesia.
“Kegiatan Journey From Zero bertujuan untuk menyebarkan kesadaran akan kualitas udara Indonesia dengan cara bersepeda,” katanya.
Setiap pesepeda akan memberikan informasi mengenai kualitas udara di setiap kota yang dilewatinya melalui akun media sosial masing-masing. “Diharapkan di masa mendatang pencemaran udara semakin berkurang, panas bumi dan perubahan iklim semakin lebih terkendali,” kata Fadli yang biasa disapa Awan.
Program Langit Biru
Direktur Pengendalian Pencemaran Udara KLHK Luckmi Purwandari saat melepas rombongan pesepeda yang akan melanjutkan etape Jakarta – Bandung menjelaskan bahwa Program Langit Biru KLHK dikembangkan agar 514 pemerintah kabupaten kota melakukan upaya pengendalian pencemaran udara untuk mencapai udara yang lebih bersih. KLHK melakukan evaluasi dan pembinaan kepada pemerintah kab/kota.
“Kami mengapresiasi dan berterima kasih setinggi-tingginya atas prakarsa komunitas Journey to Zero untuk bersepeda dari Kota Banda Aceh sampai dengan Bali melalui program Journey From Zero,” ujar Luckmi.
Dia juga menambahkan, “Program ini mendorong untuk koordinasi dengan Kementerian/Lembaga lainnya agar penyediaan bahan bakar yang ramah lingkungan.”
Ketika pesepeda Journey From Zero mampu berkoordinasi dengan beberapa simpul Pemerintah Kabupaten/Kota yang dilalui, menurut Luckmi, Komunitas Journey To Zero berperan sebagai agent of change pada Program Langit Biru untuk menularkan semangat kepada komunitas dan masyarakat yang dilaluinya.
Khusus terkait Program Langit Biru telah ada sejumlah peraturan seperti Baku Mutu Emisi kendaraan tipe baru yang mewajibkan produsen kendaaraan bermotor roda empat atau lebih menerapkan teknologi Euro 4; mewajibkan uji emisi bagi kendaraan bermotor sebagai dasar untuk penetapan pajak kendaraan; serta mendorong percepatan penggunaan kendaraan listrik.
Tak hanya itu, Luckmi menjelaskan bahwa pengetatan Baku Mutu Emisi telah dilakukan pada pembangkit tenaga termal, genset. “Termasuk kewajiban menerapkan pemantauan emisi secara otomatis riil time dan terintegrasi bagai usaha berpotensi pencemar tinggi,” ungkapnya.
Dari sisi pemantauan kualiatas udara, KLHK melakukan pemantauan udara secara manual passive di 505 kabupaten kota. Juga melakukan pemantauan riil time yang tersebar di 41 kabupaten kota di Indonesia, ditambah 15 stasiun pemantau otomatis yang saat ini sedang alam proses pembangunan.
Journey From Zero
Journey from Zero adalah kegiatan yang dibuat oleh Journey to Zero yakni sebuah wadah yang diinisiasikan melalui gerakan #BirukanLangit sebagai pesan utama yang ditujukan kepada siapa saja yang memiliki tujuan yang sama, yaitu langit dan lingkungan yang lebih baik.
Journey to Zero tidak hanya ditujukan untuk pesepeda, namun kepada pelari, pejalan kaki dan siapa pun yang setuju untuk lebih banyak bergerak untuk mengurangi karbon. Mereka yang memiliki tujuan sama untuk #BirukanLangit Indonesia.
Melalui kegiatan ini, masyarakat diharapkan tergerak untuk mengurangi emisi karbon melalui pengurangan kendaraan bermotor dalam berkegiatan, serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kualitas udara demi kepentingan bersama.
Udara bersih dan sehat tidak cukup hanya digaungkan, namun diupayakan secara terus menerus sehingga menjadi budaya. Tidak dilakukan sendiri, namun dilakukan oleh semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, komunitas, pelaku usaha, civitas academica, dan media.
Tujuan Journey to Zero selaras dengan misi visi Kementerian LHK khususnya Program Langit Biru pada Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara, Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan. (Jekson Simanjuntak)