Rusuh Tiaka. Foto : Tribunnews. |
JAKARTA, BL- Dua warga tewas tertembak, lima lainnya luka-luka, dan 24 orang ditangkap, dalam kasus amuk massa di Tiaka, pulau tempat pengeboran minyak JOB Pertamina-Medco E&P Tomori, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Senin (22/8/2011) petang.
Kedua warga yang tewas, yakni seorang mahasiswa asal Gorontalo dan warga asal kampung sekitar. Lima orang yang luka tersebut, termasuk pimpinan aksi massa. “Dua (orang) meninggal dari pihak masyarakat,” kata Kadiv Humas Polri, Irjen (Pol) Anton Bachrul Alam, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (23/8/2011) seperti dilansir Tribunnews.
Anton menjelaskan, kejadian tersebut diawali aksi demo warga yang hendak menemui pimpinan perusahaan tempat pengeboran minyak JOB Pertamina-Medco E&P Tomori, pada Minggu (22/8/2011). Namun, massa mengamuk setelah mengetahui orang yang ditujunya tidak ada di tempat. Dan bentrok dengan aparat Polres Luwuk pun tak terelakkan.
Selanjutnya, massa dengan menggunakan senjata tajam dan bom molotov merangsek masuk ke daerah sumur pengeboran minyak dan berusaha meledakkannya. Belum puas di situ. Warga yang mengamuk juga menyandera sejumlah pegawai, termasuk seorang anggota Brimob dan TNI yang bertugas di perusahaan itu. Bahkan, massa merampas dua senjata api milik kedua petugas tersebut.”Senjata api petugas dirampas, jenis FN-16 dan pistol, revolver,” kata Anton.
Pada Senin (22/8/2011), Polda Sulteng menerjunkan kurang dari 100 personilnya untuk melakukan pembebasan dan pengamanan. Namun, kehadiran petugas justru dibalas massa dengan senjata tajam hingga serangan tembakan dari senjata api yang dirampas tersebut.
Anton menegaskan, petugas terpaksa membalas dan melumpuhkan aksi penyerangan massa tersebut, sehingga menewaskan dua orang. Apalagi, saat itu massa juga mengalungi leher Kapolres setempat dengan celurit. “Bantuan datang dari Polda, dan terjadi kontak tembak-menembak dengan massa,” kata Anton.
Dan akhirnya, warga dan petugas yang disandera berhasil dibebaskan. Namun, satu pucuk senjata api revolver petugas berhasil dibawa kabur massa. “Tidak (melanggar SOP). Karena mereka menembak dan menyerang anggota kita duluan,” tegas Anton.
Anton menambahan, Polda Sulteng terus menyelidiki motif kasus ini, termasuk melakukan perburuan terhadap kelompok massa yang melakukan perusakan dan penyerangan terhadap aparat tersebut.