JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM — Program STOP sebuah kemitraan antara Tobacco Control Research Group (University of Bath), Global Center for Good Governance in Tobacco Control, International Union Against Tuberculosis and Lung Disease, and Vital Strategies menghasilkan riset terbaru yang mengungkap bahwa setiap langkah dari siklus hidup produk tembakau telah merusak planet Bumi dan memusnahkan sumber daya alam yang tersisa.
Dalam laporan berjudul “Our World is Being Burned By Tobacco” disebutkan bahwa industri tembakau tidak hanya merugikan kesehatan, namun juga merubuhkan pohon, mengikis tanah, dan menghasilkan limbah beracun.
“Dan itu terjadi, jauh sebelum produk mematikannya dijual ke konsumen,” tulisnya. Setelah digunakan, produk tembakau malah mencemari udara, meracuni ikan dan kehidupan laut, serta menyumbat pantai dan saluran air.
Namun, perusahaan tembakau mencoba mengalihkan perhatian dari kerusakan lingkungan dengan mengadakan pertunjukan publik, menyumbang untuk inisiatif yang berfokus pada keberlanjutan, dan melaporkan “standar” lingkungan yang mereka ciptakan sendiri.
“Perusakan lingkungan hanyalah salah satu hasil dari industri rokok yang merugikan semua orang, tidak hanya mereka yang menggunakan produknya,” tulis laporan tersebut.
Ketika industri tembakau telah menghancurkan lingkungan, maka perlu dipikirkan dampak buruknya terhadap manusia. Menurut STOP, siklus hidup beracun tembakau telah mengikabatkan 600 juta pohon ditebang secara global setiap tahunnya.
“Pohon yang ditebang digunakan untuk membuat 6 triliun batang rokok per tahun dan menjaga 1 miliar perokok tetap kecanduan produk mereka,” ungkapnya.
Di Amerika serikat, industri tembakau telah menghasilkan lebih dari 948,00 Lbs limbah beracun dari pabrik rokok. Secara global terdapat sedikitnya 4,5 triliun puntung rokok berserakan di banyak tempat setiap tahunnya.
Selain itu, 4,2 juta puntung rokok telah memenuhi pantai dan saluran air di seluruh dunia. Jika dihitung-hitung, puntung rokok menghasilkan 1,69 miliar ton limbah beracun setiap tahunnya.
“Mereka adalah barang yang paling banyak mengotori planet ini. Oleh karena itu jangan tertipu,” tulis laporan itu.
Dengan demikian, dunia kita sedang #burnedbytobacco. Oleh karena itu langkah-langkah pencegahan terus dilakukan, termasuk secara ketat mengekspos upaya industri tembakau yang ingin menggagalkan pengendalian tembakau dan upaya mereka menggaet generasi muda sebagai perokok baru.
“Tidak ada cara lain selain melakukan pendekatan global multi-front untuk pengendalian tembakau,” pungkasnya.
Program STOP bekerja di seluruh dunia, dengan fokus khusus pada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, di mana industri rokok secara agresif menargetkan masyarakat dan di mana populasi terbesar berisiko terkena beban penyakit akibat produk tembakau. (Jekson SImanjuntak)