JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM – Direktur Pengurangan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (Ditjen PSLB3) KLHK Sinta Saptarina mengapresiasi komitmen Suntory Garuda Beverage (SGB) untuk bergabung menjadi anggota Indonesian Packaging Recovery Organization (IPRO). SGB akan bekerja sama dalam mengumpulkan dan mendaur ulang sampah plastik jenis polypropylene (PP) di Indonesia.
Polypropylene (PP) atau dikenal sebagai polypropene, adalah polimer tambahan termoplastik yang terbuat dari kombinasi propylene monomers. Produk akhirnya banyak digunakan dalam berbagai aplikasi kemasan, baik untuk produk konsumen, maupun suku cadang plastik untuk berbagai industri.
Menurut Sinta, PP umumnya dianggap aman untuk digunakan. PP akan meleleh ketika dipanaskan, dan kembali mengeras ketika suhunya kembali. “Hal ini membuat PP mudah didaur ulang,” ungkapnya.
Bergabungnya SGB menjadi anggota IPRO, menurut Sinta sebagai bentuk komitmen untuk menjadi bagian dari upaya mendorong target pemerintah menurunkan 70 persen sampah ke laut pada 2025 sesuai dengan sesuai dengaan Perpres Nomor 83 Tahun 2018.
“Juga mendukung kebijakan dan strategi nasional (Jakstranas) dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenis rumah tangga, yang menargetkan 30 persen pengurangan sampah dan 70 persen pengelolaan sampah pada 2025,” ujarnya.
Kehadiran SGB di IPRO ditandai dengan penandatangan dokumen perjanjian keanggotaan oleh Chief People & Culture and Corporate Affairs SGB Asep Susilo dan General Manager IPRO Zul Martini Indrawati, di Jakarta, 1 Agustus 2022.
General Manager IPRO, Zul Martini mendukung bergabungnya Suntory Garuda Beverage (SGB). “Kami bermitra dengan pemangku kepentingan terkait, termasuk pemerintah, akademisi, masyarakat sipil dan lainnya untuk meningkatkan keterlibatan semua pihak dalam pengelolaan sampah.” ujarnya.
Menurut Zul, limbah kemasan SGB yang banyak menggunakan jenis plastik PP dapat didaur ulang menjadi berbagai kebutuhan sehari-hari. “Tinggal memastikan seberapa banyak kemasan pasca pakai itu dapat ditarik kembali dan didaur ulang,” terangnya.
Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen yang mengatur pengurangan sampah oleh produsen dari 2020-2029. Peraturan terebut merupakan turunan dari UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah seperti dimandatkan dalam pasal 15.
Martini menambahkan, secara inklusif, IPRO mengajak produsen, brand owner, retailer, serta perwakilan dari pemerintah, asosiasi industri dan lembaga pendidikan untuk bersama-sama mengelola sampah serta memberikan contoh positif dari ESR yang efektif untuk ekonomi transisi lainnya.
“Juga mendorong persaingan yang adil di antara merek, pengecer, dan produsen kemasan, sehingga terbentuk sistem pengelolaan sampah yang adil dan efektif.,” terangnya.
Senada dengan itu, CEO & President Director PT Suntory Garuda Beverage Ong Yuh Hwang mengatakan, pihaknya selalu melakukan upaya proaktif untuk mengurangi timbulan sampah kemasan. Pihaknya juga mengumpulkan dan mendaur ulang sampah plastik secara berkesinambungan.
“Komitmen SGB sejalan dengan Kebijakan Plastik Grup Suntory untuk terus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan, lembaga pemerintah dan non-pemerintah, untuk mengelola sampah plastik,” katanya.
Hal itu diamini Chief of People & Culture and Corporate Affairs Officer PT Suntory Garuda Beverage Asep Susilo. Menurutnya, SGB merasa bangga dapat bergerak bersama IPRO untuk menciptakan masyarakat yang berkelanjutan melalui konsep ekonomi sirkular.
Konsep holistik tersebut dimulai dari desain kemasan, pemilihan bahan kemasan yang ramah lingkungan dan aman. “Termasuk upaya pengumpulan dan daur ulang sampah plastik,” tegasnya.
Sejauh ini, untuk produk dalam kemasan gelas, Suntory Garuda telah berinovasi menggunakan bahan plastik yang lebih ringan dan sampah kemasan didaur ulang menjadi palet plastik yang digunakan di gudang bahan baku, serta pusat penyimpanan produk jadi.
SGB yang menjadi bagian dari Grup Suntory yang berkantor pusat di Osaka, Jepang memproduksi beragam produk minuman, mulai dari Okky jelly, teh siap minum Mountea, teh dalam botol MYTEA dan air rasa kebaikan alami Good Mood.
Khusus terkait anggota IPRO, Saat ini tercatat 10 anggota yang bergabung, yakni: Coca Cola Indonesia, Danone Indonesia, Indofood Sukses Makmur Tbk, Nestle Indonesia, Tetra Pak Indonesia dan Unilever, Sampoerna Indonesia, SIG, SC Johnson Indonesia dan Suntory Garuda Beverage (SGB). (Jekson Simanjuntak)