Ilustrasi kayu bulat di TPK PBPH. Foto : AgroIndonesia.id
JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM- Produk olahan hutan Indonesia berhasil menembus pasar internasional dengan nilai ekspor mencapai USD 11,9 miliar.
Keberhasilan ini menunjukkan potensi besar sektor kehutanan dalam mendukung ekonomi berkelanjutan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Produk unggulan seperti furnitur kayu, kertas, dan pulp menjadi andalan yang diminati pasar global. Hal ini membuktikan bahwa pengelolaan sumber daya hutan secara bertanggung jawab mampu bersaing di tingkat dunia.
Hal tersebut terungkap dalam acara Live Event Kinerja Industri Kehutanan Dalam Peningkatan Nilai Tambah Produk Olahan Hasil Hutan” secara hybrid yang digelar Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (Ditjen PHL) Kementerian Kehutanan (17/12/2024). Acara ini menjadi momen penting untuk menyoroti kinerja 540 industri pengolahan hasil hutan sekaligus memperkuat pemasaran produk berbasis Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), baik di pasar domestik maupun global.
Dirjen PHL Dida Migfar Ridha menegaskan bahwa peluncuran tiga sistem informasi inovatif kehutanan merupakan terobosan signifikan dalam meningkatkan daya saing industri kehutanan. Sistem SVLK+ memberikan jaminan legalitas dan kelestarian melalui pelacakan berbasis spasial, sementara marketplace SiHutanku.ID dan E-Katalog Kehutanan membuka peluang pasar yang lebih luas bagi UMKM dan pelaku usaha lainnya.
“Dengan terobosan ini, kami ingin memastikan bahwa produk hasil hutan Indonesia mampu bersaing di pasar global sekaligus memenuhi standar keberlanjutan,” ujar Dida di Jakarta.
Ia juga menyebut bahwa nilai ekspor produk industri kehutanan hingga akhir tahun 2024 telah mencapai USD 11,896 miliar, mendekati capaian tahun lalu sebesar USD 12,756 miliar.
Ekspor produk olahan hasil hutan dilakukan secara virtual dari tiga lokasi: Tangerang, Perawang, dan Surabaya, dengan negara tujuan Singapura, Polandia, dan Jepang. Produk unggulan meliputi colour paper, paper board, dan plywood senilai total USD 75 ribu. Ekspor ini menunjukkan bahwa produk olahan hasil hutan Indonesia telah memenuhi standar global, baik dari segi kualitas maupun keberlanjutan.
Rangkaian Acara dan Peluncuran Sistem Inovatif
Berlangsung di Jakarta, acara ini mencakup sejumlah agenda penting, antara lain:
- Peluncuran Sistem Informasi Baru:
- SiHutanku.ID: Marketplace untuk bahan baku dan promosi produk bersertifikat SVLK.
- SVLK+: Sistem berbasis spasial untuk melacak asal-usul produk hasil hutan.
- E-Katalog Kehutanan: Mempermudah UMKM dan pelaku usaha mengakses pasar domestik melalui pengadaan barang pemerintah.
- Pelepasan Ekspor Produk Bersertifikat SVLK+ ke berbagai negara, seperti Singapura, Polandia, dan Jepang.
- Mini Expo Produk Hutan: Memamerkan beragam produk olahan hasil hutan dari pelaku usaha sektor hulu, hilir, BUMN, dan UMKM.
- Workshop: Mengulas strategi peningkatan pasar produk olahan hasil hutan domestik dan ekspor.
Ajang Promosi dan Kolaborasi Global
Acara ini juga menjadi ajang promosi produk olahan hasil hutan Indonesia di pasar domestik dan internasional. Mini-expo yang digelar menampilkan berbagai produk dari UMKM hingga BUMN, memperkenalkan potensi ragam hasil hutan Indonesia yang telah memenuhi standar SVLK+.
“Kegiatan ini mencerminkan komitmen bersama untuk menjawab tantangan perdagangan global melalui kolaborasi dan inovasi,” pungkas Dida. Acara ini dihadiri oleh perwakilan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, pelaku usaha sektor kehutanan, BUMN, hingga mitra internasional yang mendukung keberlanjutan industri kehutanan Indonesia.
Dengan langkah strategis ini, Kementerian Kehutanan optimis dapat terus memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu negara eksportir produk hasil hutan yang berkelanjutan dan bernilai tambah tinggi (Marwan Aziz).