Taman Nasional Meru Betiri (TNMB). Foto : Wikipedia
MALANG, BL —Kader Konservasi yang tergabung dalam Forum Alumni Meru Betiri Service Camp (MBSC) bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) menggelar rangkaian acara antara lain Pelepasan Penyu, sarasehan dan Temu Kangen di Sukamade TNMB, Banyuwangi, 22 – 24 April mendatang. Acara bertema Berbagi untuk Meru Betiri ini diadakan untuk memperingati Hari Bumi, 22 April.
Tujuan acara ini adalah untuk mendorong digelarnya kembali kegiatan pendidikan kader konservasi di TNMB yang telah lama tiada. “Pendidikan kader konservasi harus tetap ada sebagai upaya untuk melahirkan kader yang berpihak pada lingkungan,” kata Ketua Panitia Bibin Bintariadi.
Menurut Bibin, konservasi pendidikan kader konservasi pernah diadakan secara rutin di Sumakade TNMB dengan nama MBSC. Dilaksanakan sejak tahun 1988, MBSC yang berlangsung selama 12 kali telah berhasil menumbuhkan semangat konservasi bagi kaum muda yang mencintai lingkungan. Tak kurang dari 1000 kader konservasi telah lahir dari ajang pendidikan lingkungan ini. “Para alumni MBSC ini telah membantu pengelola Meru Betiri mampu menjaga kekayaan biodiversitas dengan melakukan upaya-upaya penyelamatan dari berbagai ancaman,”kata Bibin yang juga aktif di SIEJ (The Society of Indonesian Environmental Journalists) yang dihubungi via telpon.
Dalam acara ini, selain bertukar informasi tentang masalah lingkungan, para peserta yang berjumlah 50 orang akan berdiskusi tentang kurikulum pendidikan lingkungan, ekoturisme dan advokasi lingkungan. “Hasil diskusi ini akan dijadikan rekomendasi yang bisa menjadi acuan kegiatan di TNMB baik yang dilaksanakan oleh para kader konservasi maupun oleh Balai TNMB,”jelasnya.
Kepala Balai TNMB Bambang Darmodjo menyambut baik kegiatan ini, Menurutnya, kegiatan itu. selain sebagai ajang silaturahmi juga bisa menjadi forum tukar informasi antarsesama kader konservasi. “Yang paling penting, bagaimana para alumni ini dapat membangkitkan kembali jiwa konservasi bagi generasi selanjutnya”ujarnya.
Bambang menyatakan respek terhadap para kader konservasi yang masih peduli terhadap TNMB, meskipun domisili para kader konservasi sudah banyak yang tak berdekatan dengan lokasi TNMB. “Teladan seperti ini yang patut dicontoh generasi sekarang,”tambahnya.
Taman Nasional Meru Betiri merupakan perwakilan ekosistem mangrove, hutan rawa, dan hutan hujan dataran rendah di Jawa. Taman nasional yang terletakdua wilayah Kabupaten yaitu Kabupaten Jember seluas 37.585 Ha dan Kabupaten Banyuwangi seluas 20.415 Ha terkenal sebagai habitat terakhir harimau loreng Jawa (Panthera tigris sondaica) yang langka dan dilindungi.
Namun hingga saat menurut informasi dari laman situs Balai Taman Nasional Meru Betiri, satwa tersebut tidak pernah dapat ditemukan lagi dan diperkirakan telah punah. Punahnya harimau loreng Jawa berarti punahnya tiga jenis harimau dari delapan jenis yang ada di dunia (harimau Kaspia di Iran, harimau Bali dan harimau Jawa di Indonesia).
Taman nasional ini memiliki ciri khas tersendiri yaitu merupakan habitat penyu belimbing, penyu sisik, penyu hijau, dan penyu ridel/lekang di Pantai Sukamade. Di pantai tersebut dibangun beberapa fasilitas sederhana untuk pengembangbiakan penyu agar tidak punah. Menurut Bibin, Forum Alumni Meru Betiri Service Camp selain menggelar serasehan juga akan mengadakan beberapa kegiatan aksi konservasi” Akan ada pelepasan penyu dan penanaman pandan laut di Taman Nasional Meru Betiri,”tandasnya. (Marwan Azis).