
Visualisasi pertemuan dua pusaran di kutub Matahari (di sebelah kiri) dan gambar Matahari dengan kemiringan serupa (kanan). Visualisasi: Mausumi Dikpati, NCAR
NEW YORK, BERITALINGKUNGAN.COM – Penelitian baru yang dipimpin oleh National Center for Atmospheric Research (NCAR) Amerika Serikat mengungkap bahwa Matahari kemungkinan memiliki pusaran polar, mirip dengan yang ada di Bumi. Namun, tidak seperti di Bumi, pembentukan dan evolusi pusaran ini dipengaruhi oleh medan magnetik Matahari.
Hasil penelitian ini, yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), memberikan wawasan baru tentang sifat dasar medan magnetik Matahari dan siklus matahari.
Temuan ini dapat membantu meningkatkan kemampuan manusia untuk memprediksi cuaca luar angkasa yang dapat mengganggu komunikasi dan jaringan listrik di Bumi.
Misteri di Kutub Matahari
Dr. Mausumi Dikpati, ilmuwan senior NSF NCAR sekaligus pemimpin penelitian, menjelaskan bahwa hingga saat ini, manusia belum pernah menyaksikan langsung fenomena di kutub Matahari.
“Penelitian ini memberi kita gambaran menarik tentang apa yang mungkin terjadi di kutub Matahari,” kata Mausumi seperti dikutip Beritalingkungan.com dari laman NCAR (13/11/2024).
Fenomena pusaran polar tidak sepenuhnya mengejutkan karena sering ditemukan pada planet lain, termasuk Bumi, Jupiter, Saturnus, dan bahkan bulan Saturnus, Titan. Namun, pusaran polar di Matahari memiliki keunikan tersendiri karena plasma yang mengelilinginya bersifat magnetik.
Simulasi Komputer Ungkap Pusaran Polar Matahari
Karena keterbatasan observasi, tim peneliti menggunakan simulasi komputer untuk memahami bagaimana pusaran polar di Matahari terbentuk. Simulasi ini menunjukkan adanya cincin pusaran polar yang terbentuk di sekitar garis lintang 55 derajat — setara dengan Lingkaran Arktik di Bumi.
Pusaran ini muncul saat siklus matahari mencapai puncaknya, yang ditandai dengan perubahan polaritas medan magnetik Matahari. Ketika pusaran bergerak ke arah kutub, mereka membentuk pola unik yang berbeda sesuai dengan kekuatan siklus matahari.
“Pusaran polar ini memberikan petunjuk baru tentang perilaku medan magnetik Matahari, terutama di wilayah kutub,” jelas Dikpati.
Dampak untuk Misi Masa Depan
Penelitian ini juga memberikan panduan penting bagi perencanaan misi pengamatan kutub Matahari di masa depan. Hasilnya menunjukkan bahwa pusaran polar dapat diamati di hampir semua fase siklus matahari, kecuali saat siklus mencapai maksimum.
Scott McIntosh, wakil presiden operasi luar angkasa untuk Lynker dan salah satu penulis penelitian, menambahkan bahwa misi seperti Solar Orbiter, kerja sama antara NASA dan European Space Agency, dapat memberikan pandangan awal tentang kutub Matahari. Namun, pengamatan lebih lengkap dan simultan dibutuhkan untuk menjawab berbagai pertanyaan mendasar tentang medan magnetik Matahari.
“Untuk membuat kemajuan signifikan, kita memerlukan observasi yang mampu menguji hipotesis dan memvalidasi simulasi seperti ini,” ungkap McIntosh.
Penemuan Penting untuk Masa Depan
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pusaran polar dan dinamika medan magnetik Matahari, para ilmuwan berharap dapat mengungkap misteri siklus matahari. Penelitian ini juga memberikan wawasan penting untuk meningkatkan kesiapan manusia terhadap dampak cuaca luar angkasa di masa depan (Marwan Aziz)