Ilustrasi, musim kemarau. Foto: ANTARA/Irwansyah Putra. |
“Musim kemarau 2011 telah terjadi sejak Mei dan diperkirakan akan berlangsung hingga November,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Lasiana Kupang Ir Purwanto kepada Antara, di Kupang, Sabtu.
Diungkapkan, pantauan terhadap perkembangan musim kemarau 2011 Indonesia pada Juni 2011, sirkulasi angin timuran/tenggara yang dominan dan memberikan indikasi telah berlangsungnya musim kemarau 2011 di Indonesia. Salah satu indikator adalah telah berkurangnya curah hujan terjadi di beberapa daerah, termasuk di Nusa Tenggara Timur.
Ia menyebutkan analisis terhadap 220 Zona Musim (ZOM) di Indonesia mulai Maret sampai dengan dasarian II Juni 2011, menunjukkan sebanyak 185 ZOM (84 persen) telah memasuki musim kemarau sedangkan sebanyak 35 ZOM (16 persen), sehingga diprakirakan memasuki musim kemarau pada bulan Juli dan Agustus 2011.”Khusus untuk wilayah Nusa Tenggara Timur, musim kemarau telah berlangsung sejak Mei 2011, meskipun beberapa daerah di wilayah kepulauan ini baru merasakan mulainya musim kemarau Juni 2011,” katanya.
Ia mengatakan, berdasarkan pertimbangan perkembangan dinamika atmosfer dan laut hingga Juni 2011 serta perhitungan statistik, disampaikan Prospek Awal Musim Hujan 2011/2012, khususnya pada daerah-daerah wilayah Zona Musim (ZOM) yang memasuki Musim Hujan 2011/2012 pada bulan September 2011.
Menurut dia, prospek awal Musim Hujan 2011/2012 dari 220 Zona Musim (ZOM), sebanyak 36 ZOM (16,4 persen) diprakirakan masuk pada sekitar dasarian I dan III September 2011, meliputi 12 ZOM di Sumatera, 18 ZOM di Jawa, 2 ZOM di Kalimantan, dan 4 ZOM di Sulawesi.
Terhadap fenomenan alam ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengingatkan para petani untuk melakukan sikap antisipasi dampak-dampak yang akan timbul akibat kemarau panjang itu.”Dalam situasi kemarau panjang, penyakit yang sering timbul adalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan keurangan air bersih yang menimbulkan diare dan penyakit menular lainnya,” katanya.