Ketika para aktifis lingkungan menemukan kerusakan pohon-pohonan dari hutan dolken yang telah dijadikan bahan bangunan untuk kontruksi bangunan untuk pemerintah daerah di Kendari, para wartawan Green Press mengadakan kampaanye untuk melawan praktek tersebut, Gubernur Sulawesi Tenggara telah memperingatkan tentang isu tersebut melalui media lokal dan dia memerintahkan untuk secepatnya menghentikan penggunaan kayu dolken.
Semua yang dilakukan oleh Green Press, melalui Multi Forrestry Programme mendanai pusat informasi regio. Berdiri pada bulan oktober 2004, green press dijalankan oleh team yang terdiri dari 6 wartawan lokal. Tiga dari mereka adalah editor koran; keseluruhan team ini terdiri dari anak muda yang sangat professional. “pada masa lalu ada pemberitaan mengenai kerusakan lingkungan yang serius di Sulawesi Tenggara.” Jelas Yos Hasrul, Kordinator Green Press. “Luasan area yang terawat sangat sempit, tanpa perhatian dan tindak lanjut yang serius. Kami mencoba merubah hal itu.
Selama masa waktu 2005, dengan dukungan dari MFP, Green Press telah mengadakan 2 kegiatan workshop untuk wartawan lingkungan, dan karenanya telah terjadi peningkatan secara nyata pemberitaan mengenai isu-isu lingkungan dimedia-media lokal, Green Press juga mengumpulkan informasi untuk isu-isu yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya alam, dan timbal balik dari informasi ini digunakan untuk media dan para penentu keputusan. Green Press telah berhasil mempengaruhi peraturan pemerintah tentang pengelolaan SDA atau PERDA, pada komunitas berdasarkan pengelolaan SDA, dan secara berkala telah mengikuti diskusi multi pihak, yang mengangkat isu tentang pengelolaan Tahura.
Hari ini anda akan sering mendengar masyarakat berbicara tentang wartawan, daripada jurnalis lingkungan,” jelas Sulthan, salah seorang partner MFP, Jurnal Celebes, yang bergabung dengan Kendari TV. ‘wartawan multi media’ akan lebih vokal, tetapi hal ini membutuhkan pengertian dari perubahan wartawan di kendari, terimakasih atas partisipasi kegiatan Green Press.
Green Press menyadari betapa pentingnya untuk mempengaruhi pelaku politik dan kalangan pemerintah. “kami mencoba mengangkat isu dalam pemikiran orang yang akan mengikuti pemilihan kepala daerah, atau orang-orang yang telah mencalonkan diri, karena kami ingin mereka mengerti dampak lingkungan dari peraturan yang mereka buat,” ujar Deli Yusniati, yang bekerja sebagai administrator untuk green press dan wartawan dari surat kabar sultra post.
Hendro, direktur dinas kehutanan, yakin bahwa Green Press telah menolong perubahan perilaku pada pemerintah daerah. “dalam pengalaman saya,” katanya,” isu yang mereka angkat sangat menolong departement pemerintah – meskipun pada saat yang sama mereka mungkin menyinggung orang-orang dipemerintahan (Carlie Smit/Wartawan asal Inggris)