BANDUNG, BERITALINGKUNGAN.COM – Buku “Bumi dalam Dekapan” dirilis dalam acara bedah buku yang diselenggarakan EcoRanger melalui fitur Live Instagram pada Kamis, 23 Desember 2021.
Peluncuran buku dihadiri oleh perwakilan penulis, Ramadhan Destya Tamtama Saputera dan Aqilah Nur Khaerani Latif selaku editor. Pada kesempatan itu, Lusia Febriani Arumningtyas (Mongabay Indonesia) yang didaulat sebagai bintang tamu juga memberikan pandangannya.
Diskusi dengan tiga narasumber tersebut menghadirkan berbagai perspektif unik dan menarik tentang buku, masalah sampah, bahkan penulisan.
Kisah-kisah aktor lokal menghadapi problematika persampahan yang jarang terungkap ke permukaan, ditampilkan dengan pendekatan yang humanis. Melalui buku ini, Aqilah mengapresiasi kegigihan para penulis yang berani untuk menuliskan kisah tokoh pengelolaan sampah secara lugas.
Menurut Aqilah, langkah yang diambil para penulis sangat penting sebagai kontribusi mereka terhadap masalah persampahan di tanah air, “Banyak orang yang berpikir dua kali untuk menulis, tapi disini para penulis berani untuk menulis dan mengirimkan hasil tulisannya tentang pengelolaan sampah.”
Ini menjadi penting, karena masalah persampahan di Indonesia tak kunjung selesai dan masih bergantung pada inisiatif pemerintah, sementara tak banyak individu yang berani melakukannya.
Beruntung, berkat pengetahuan lingkungan yang lebih baik dalam beberapa tahun terakhir, banyak individu yang mulai menggeser kebiasaan mereka demi Bumi yang lebih baik. Akhirnya, banyak yang beralih ke produk lebih ramah lingkungan, memilah sampah anorganik dan mengompos sampah organik.
Beberapa individu diantaranya, ternyata mengambil langkah yang lebih besar untuk menyelesaikan persoalan sampah di kota mereka. “Perjuangan mereka disorot secara tajam dalam buku Bumi dalam Dekapan,” terangnya.
Peluncuran buku Bumi Dalam Dekapan. (sumber: Ecoranger) |
Kisah 13 Pejuang Sampah
Program EcoRanger dari Greeneration Foundation bersama PT. Bank Mizuho Indonesia, menerbitkan buku “Bumi dalam Dekapan”. Buku tersebut memuat kisah 13 pejuang persampahan lokal di Indonesia yang disusun oleh lima penulis terpilih yaitu Ramadhan Destya Tamtama Saputera, Melyana Aryuni, Luluh Pramudaningtyas, Melynda Dwi Puspita, dan Afiya Nadifah Syarief.
Alur kisah kehidupan para pejuang persampahan itu termuat dalam 58 halaman. Buku yang diterbitkan oleh Haura Publishing itu, memulainya dari dari berbagai titik yang berbeda. Itu sekaligus menunjukkan bagaimana kepedulian lingkungan dapat dimulai dari usia dan kondisi yang berbeda.
Mulai dari kisah perubahan hidup nelayan yang tadinya bekerja dengan mengebom lautan hingga membangun konservasi bakau, guru mengaji yang memperjuangkan membersihkan pulaunya yang dipenuhi sampah, mantan pengangguran yang mendapat penghidupan dari mengolah sampah menjadi produk bernilai jual, hingga penerima penghargaan Kalpataru yang mengangkat eceng gondok pencemar Sungai Citarum untuk dijadikan kerajinan tangan. (Jekson Simanjuntak)