Burung berbadan kecil dan memiliki suara merdu ini dikenal di Inggris sebagai burung nightingale. Di Turki dikenal dengan nama burung bulbul. Kicuanya menginspirasi banyak penulis dan penyair dunia.
Ia memiliki nama ilmiah Luscinia megarhynchos. Nightingale termasuk spesies burung migrasi dan pemakan serangga, berkembang biak di hutan dan semak belukar di Eropa dan selatan-barat Asia, namun tidak ditemukan secara alami di Amerika. Pada musim dingin Nightingale bermigrasi di selatan Afrika. Maka di Indonesia tidak terdapat burung Nightingale. Tapi ada sebagian penggemar burung berpendapat bahwa burung ketilang emas adalah nama lain dari burung bulbul.
Menurut Sir David Attenborough dalam kajian ilmiahnya menulis, burung Bulbul mampu menyanyikan 300 lagu cinta yang berbeda pada kicauannya. Burung ini mampu bernyanyi untuk pasangannya sepanjang malam.
Burung Nightingale. Foto : Noel Reynolds/flickr.com. |
Si burung kecil ini diberi nama Nightingales karena mereka sering bernyanyi di malam serta siang hari. Juga bernyanyi saat fajar, selama satu jam sebelum matahari terbit. Menurut catatan dilansir Wikipedia, Nightingales biasanya bernyanyi lebih keras di lingkungan perkotaan atau dekat-kota, dalam rangka untuk mengatasi kebisingan kota.
Cerita tentang burung bulbul juga banyak dikaitkan dengan kisah Kaisar Cina dan Jepang. Dalam buku berjudul Fairy Tales : “Kisah Burung Bulbul” karya Hans Christian Andersen yang diterbitkan Gramedia, diceritakan karena suaranya yang sangat merdu, burung bulbul kelabu sangat disayang kaisar Cina, biarpun penampilannya biasa saja. Saking sayangnya pada si bulbul, kaisar pun mengurungnya di istana.
Burung itu sangat sedih, tapi kaisar sama sekali tidak peduli. Ia hanya mementingkan keinginanya sendiri, yaitu bisa setiap saat mendengarkan suaranya yang merdu.
Pada suatu hari Kaisar Jepang mengirim hadiah berupa patung bulbul emas yang bisa bernyanyi sama merdunya dengan si bulbul. Semua orang mengelu-elukan patung itu, sebab ia bisa bernyanyi tanpa kenal lelah. Selain itu mereka juga kenal benar lagu yang dinyanyikan patung itu, beda dengan si burung bulbul yang menyanyikan lagu sesuai dengan kehendak hatinya.Akhirnya burung bulbul berhasil membebaskan diri dan tak lama kemudian terlupakan.
Namun ternyata burung imitasi tidak berhasil menghibur kaisar, hingga kaisar jatuh sakit dan nyaris meninggal. Untunglah burung bulbul asli lantas kembali. Ia sama sekali tidak menyimpan dendam meskipun dulu pernah dikurung dan kemudian diabaikan.
Nightingale juga dipilih menjadi simbol bagi para penyair dan penulis puisi dari berbagai usia, salah satu penyair asal Inggris yang terinspirasi oleh kicuan burung bulbul adalah George Gascoigne. Kicuan burung bulbul juga juga ditafsirkan sebagai sebagai ratapan atau suara alami yang sesungguhnya.
Coleridge dan Wordsworth, dua penyair terkenal ini berpendapat burung bulbul lebih sebagai turunan dari penciptaan puitis alami: burung bulbul menjadi suara alam.
“Seorang penyair adalah burung bulbul yang duduk dalam kegelapan malam dan bernyanyi untuk menghibur kesendirian, sendiri dengan suara manis,”
Marwan Azis | IBC-Youtube | BL.