JAKARTA, BL- Banjir tahunan yang biasa melanda sejumlah kota di Indonesia, terutama DKI Jakarta, selain disebabkan karena faktor iklim, kerusakan lingkungan, juga diperparah oleh perilaku yang menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah.
Banjir dan kekeringan merupakan fenomena rutin yang dihadapi di beberapa daerah dengan kerugian yang tidak kecil seperti banjir Februari 2007 di wilayah Jabodetabek selama 5 hari mencapai kerugian 8,6 trilyun atau setara dengan 48 % APBD DKI tahun 2006 dengan korban 60 orang dari 263.416 pengungsi. Frekwensi kejadian bencana banjir, longsor, dan kekeringan berdasarkan data dari BNPB Tahun 2011, trend bencana di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Menteri Negara Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA mengatakan, potensi bencana banjir tahun 2012 memiliki pola cuaca yang sama dengan tahun 1992 dan 2006. Selain itu potensi banjir tahun ini disebabkan pula oleh laju kerusakan lingkungan, yaitu semakin berkurangnya tutupan lahan dan daerah resapan.
Menurut mantan Rektor Universitas Cenderawasih ini, perilaku masyarakat yang masih saja membuang sampah sembarangan tempat kian memperparah banjir lima tahun biasa terjadi di Jakarta. “Misalnya sekitar 2,5% timbulan sampah Jakarta atau sebesar 600 m3/hari masuk kedalam sungai Ciliwung. Apabila disebar di lapangan sepak bola (dengan tinggi timbulan sampah + 20 cm) maka setiap harinya ada timbulan sampah sebanyak 7 lapangan sepak bola yang menyumbat Sungai Ciliwung dan memperburuk banjir di Jakarta,”jelasnya.
Seraya menambahkan, salah satu solusi antisipasi banjir tahun 2012 ini, Kementerian Lingkungan Hidup akan berusaha penuh untuk melibatkan semua pihak dalam Gerakan Indonesia Bersih yang dicanangkan pada 2011.
Hal senada juga disampaikan, Iyan, warga yang berdomisili di Menteng Dalam, Jakarta Selatan. Menurutnya, warga memang merupakan salah satu kontributor yang memperparah banjir Jakarta terutama sampah rumah tangga yang biasa dibuang di kali atau sungai. Namun pada saat yang bersamaan pemerintah belum sepenuhnya mampu memfasilitasi warga terutama disegi infrastruktur tempat pembuangan sampah rumah tangga.
Sementara itu berdasarkan informasi dari BMKG dan LAPAN memprediksikan bencana banjir terjadi pada akhir bulan Januari dan awal bulan Februari, yang disebabkan akumulasi curah hujan dan sirkulasi angin yang mengarah ke pulau jawa.
Menurut BMKG, curah hujan pada bulan Januari 2012 diprediksi berada pada kisaran tinggi-sangat tinggi (antara 300-500 mm), bulan Februari 2012 masih dalam kisaran curah hujan yang tinggi (antara 300-400 mm), dan semakin menurun pada bulan Maret (kisaran menengah, antara 200-300 mm).
Prediksi daerah yang berpotensi terjadi banjir bulan Januari 2012 di wilayah DKI Jakarta antara lain: Jakarta Barat meliputi : Kecamatan Cengkareng, Grogol Petamburan, Kali Deres, Kebon Jeruk dan Taman Sari. Jakarta Pusat meliputi Kecamatan Cempaka Putih, Gambir, Kemayoran, Menteng, Sawah Besar, Senen dan Tanah Abang.
Jakarta Selatan meliputi Kecamatan Cilandak, Kebayoran Baru, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan dan Tebet. Jakarta Timur meliputi Kecamatan Cakung, Cipayung, Ciracas, Jatinegara, Kramat Jati, Makasar dan Pulo Gadung). Sementara Jakarta Utara meliputi Kecamatan Cilincing, Kelapa Gading, Koja, Pademangan, Penjaringan dan Tanjung Priok. (Marwan Azis).