Aksi warga menolak PLTU Batang. Foto : Greenpeace. |
“>BATANG, BL- Presiden Jokowi kemarin dijadwalkan untuk mengunjungi Batang untuk meninjau permasalahan pembebasan lahan dan berdialog langsung dengan warga.
Bahkan menurut informasi dari Greenpeace yang diperoleh Beritalingkungan.com, warga sudah menyiapkan sambutan dengan aksi kreatif yang menarik, sayangnya Jokowi batal hadir.
Namun hal itu tidak membuat warga Batang berhenti menyuarakan penolakan pembangunan Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Sebagai tanggapan terhadap rencana kedatangan Presiden Jokowi ke lokasi PLTU Batang. Pada tanggal 29 April, ratusan warga Batang yang tergabung dalam Paguyuban UKPWR melakukan aksi untuk menyambut kedatangan Jokowi, mereka membawa spanduk bertuliskan “Tolak PLTU” “Jokowi, Dengarkan Rakyat” dan “Lahan Kami Tidak Dijual”
Menurut catatan warga, sampai saat ini masih ada 74 orang pemilik lahan yang tetap mempertahankan lahan mereka dan menolak menjual lahannya untuk lokasi pembangunan PLTU Batubara Batang.
” Saya meminta pada Presiden Jokowi untuk memenuhi janji kampanye yang beliau ucapkan di alun alun Batang dan mendengarkan suara rakyat Batang, yang menolak menjual lahannya untuk pembangunan PLTU Batang, saya memohon pada Presiden Jokowi untuk memerintahkan penghentian operasional alat-alat berat di lahan warga yang tidak dijual, jangan hancurkan lahan pertanian kami, jangan hancurkan sumber penghidupan saya satu-satunya, Pak Jokowi seharusnya lebih mengutamakan nasib petani daripada kepentingan pengusaha” Kata Pak Cayadi, salah seorang pemilik lahan dari Desa Karanggeneng melalui siaran persnya yang diterima Beritalingkungan.com.
PLTU Batubara Batang akan memangsa lahan seluas 226 hektar untuk lokasi pembangunannya, lahan ini merupakan lahan pertanian produktif yang beririgasi teknis, kawasan perairan Batang juga merupakan salah satu kawasan paling kaya ikan di wilayah Pantai Utara Jawa Tengah.
Menurut Arif Fiyanto, Kepala Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Presiden Jokowi harus menghentikan rencana pembangunan PLTU Batubara di Batang, Jawa Tengah. PLTU ini jika jadi dibangun bukan hanya akan menghancurkan lahan pertanian dan kawasan pesisir Batang yang merupakan sumber utama penghidupan warga sekitar, PLTU ini juga akan mengancam visi Jokowi untuk mencapai kedaulatan pangan dan memangkas emisi gas rumah kaca penyebab perubahan iklim.
“Jokowi seharusnya memimpin Indonesia untuk melakukan revolusi energi, beralih dari bahan bakar fosik kotor batubara, ke sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan”ujarnya (Marwan Azis)
–>