![]() |
Aksi aktivis Greenpeace di pabrk Adidas, Serang, Indonesia. Foto : Greenpeace. |
SERANG, BL- Aktivis Greenpeace hari ini membentangkan sebuah spanduk yang bertuliskan “Adidas: Jangan mengotori Lingkungan”, di sebuah lapangan bola dekat salah satu fasilitas pemasok adidas di Indonesia, tepatnya di Serang, Banten. Fasilitas ini diketahui merupakan pemasok resmi adidas untuk Piala Dunia 2014.
Spanduk lainnya bertuliskan “Ada apa di dalam sana?” yang diarahkan pada sebuah fasilitas pengolahan air limbah. Aksi ini dilakukan menyusul adanya laporan yang diluncurkan oleh Greenpeace Jerman pada Senin lalu menjelang Piala Dunia 2014 FIFA di Brasil yang mengungkap kandungan bahan kimia berbahaya pada merchandise sepak bola yang diproduksi oleh adidas, Nike dan Puma.
“Kami berada di sini hari ini untuk menyerukan kepada adidas agar mengungkap tentang bahan kimia yang digunakan untuk membuat produk-produk ikoniknya yang dijual dan dipakai oleh pemain-pemain sepakbola di seluruh dunia. Sudah saatnya adidas bertindak secara transparan dengan mengungkapkan informasi buangan bahan kimianya kepada publik.”kata Ahmad Ashov, Jurukampanye Detox Greenpeace Indonesia melalui keterangan tertulisnya yang diterima Beritalingkungan.com.
Berdasarkan laporan investigasi Greenpeace, terungkap merek sepatu adidas yang terkenal, ‘Predator’ dan ‘adizero’ mengandung konsentrasi yang tinggi dari zat beracun PFOA, melebihi batasan yang ditetapkan oleh perusahaan itu sendiri. Ini juga menjadi indikasi adanya kesengajaan penggunaan bahan kimia seperti nonylphenol ethoxylates (NPE), dimetylformamida (DMF),phthalates dan per – polyfluorinated chemicals(PFC). Banyak dari zat berbahaya tersebut dapat larut dari produk ke lingkungan. Beberapa dari mereka berpotensi menyebabkan kanker, mengganggu sistem hormonal atau dapat menjadi racun bagi sistem reproduksi.
Banyak dampak kesehatan pada manusia dan lingkungan dari bahan-bahan kimia ini dirasakan di negara-negara bagian Selatan, di mana sebagian besar merchandise Piala Dunia, seperti sepatu, sarung tangan dan kaos diproduksi. Seperti laporan-laporan Greenpeace sebelumnya telah menunjukkan, bahwa di negara-negara seperti Indonesia dan Cina, industri tekstil memberikan kontribusi besar terhadap pencemaran sungai.
“Adidas mengharapkan keuntungan ratusan juta Euro dari Piala Dunia 2014. Mereka harus ingat bahwa dengan tidak bertindak segera, kesehatan masyarakat dan lingkungan di negara-negara seperti Indonesia akan terus ditempatkan pada risiko akibat penggunaan bahan kimia berbahaya.”ujar Ahmad Ashov.
Kampanye Greenpeace Detox menyerukan kepada merek-merek ternama tersebut untuk melaksanakan program-program yang kredibel agar mencapai nol pembuangan bahan kimia berbahaya pada tahun 2020 di seluruh rantai pasokan global mereka.
Greenpeace juga menyerukan kepada pemerintah agar mengadopsi komitmen politik untuk nol pembuangan semua bahan kimia berbahaya beracun, diikuti oleh data pembuangan, hilang saat proses dan emisi bahan kimia yang tersedia untuk publik seperti Pollutant Release and Transfer Register (PRTR).
Sementara itu Asisten Manager, Brand Communications and Sport Marketing PT Adidas Indonesia, Welliam Lauw dalam tanggapan tertulisnya seperti diberitakan sebelumnya, mengatakan, semua produk adidas telah memenuhi persyaratan hukum dan standar kesehatan yang berorientasi pada produk serta proteksi lingkungan. (Marwan)