Delegasi Indonesia (Delri) saat memaparkan inisiatif hijau Indonesia disela-sela acara COP 19 di Warsawa, Polandia. Foto : setkab. |
WARSAWA, BL- Indonesia menyelenggarakan Indonesia Pavilion pada pertemuan PBB Perubahan Iklim (UNCCC COP 19) di Stadion Narodowy, Warsawa, Polandia.
Pavilion Indonesia merupakan forum untuk menyampaikan berbagai upaya dan inisiatif yang sudah dilakukan oleh Indonesia dalam berbagai hal, yaitu adaptasi, mitigasi, teknologi, pendanaan dan pembangunan kapasitas.
Termasuk didalamnya berbagai kegiatan bilateral dan kerjasama regional, seperti Mekanisme Krediting Bersama (Joint Crediting Mechanism) antara pemerintah Indonesia dengan Jepang.
Salah satu sesi seminar Delegasi Indonesia dengan tema “Green Initiatives on Protected Forest, Production Forest and National Parks” membahas mengenai inisiatif hijau pada kawasan hutan konservasi dan hutan lindung, termasuk usaha konservasi kawasan dan spesies.
“Contoh inisiasi hijau pada Kawasan konservasi Taman Nasional Tambling, Lampung dengan fauna konservasi Harimau Sumatra yang dikaitkan dengan ekosistem yang terpelihara, dapat memelihara karbon stok” ujar Yetti Rusli, Staf Ahli Menteri Kehutanan bidang lingkungan dan perubahan iklim seperti dilansir setkab.go.id.
Seminar tersebut memaparkan bahwa hutan produksi yang berada di atas lahan gambut dan masih produktif, apabila dikelola secara sustainable akan dapat membantu penyimpanan karbon. Salah satu contohnya adalah kawasan hutan gambut di Giam Siak Kecil, Riau, Indonesia, dimana ekosistem yang dikelola secara berkelanjutan dapat menjaga karbon stok pada kawasan hutan. Contoh kasus lainya adalah mengenai keterlibatan masyarakat dalam proyek konservasi dan mitigasi perubahan iklim di Bangkalan Madura.
Proyek yang didukung oleh Indonesia Climate Change Trust Fund ini mengajak masyarakat untuk menanam pohon Kaliandra Merah di lahan kritis, untuk diolah menjadi pelet kayu bakar dan akan mencarikan pasarannya di Eropa.