
Princeton Digital Group (PDG) di Cibitung.
JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM – Sektor keuangan dan teknologi di Indonesia semakin menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan. Bank DBS Indonesia dan Bank UOB Indonesia bersinergi menyalurkan pendanaan hijau senilai Rp1,7 triliun untuk mendukung pengembangan kampus pusat data Princeton Digital Group (PDG) di Cibitung.
Pusat data bernama JC2 ini memiliki kapasitas 22 MW dan menjadi yang pertama di Indonesia dengan teknologi hyperscale berbasis kecerdasan buatan (AI) yang menggunakan energi terbarukan dari biomassa. Langkah ini menjadi bukti nyata bagaimana infrastruktur digital dapat tumbuh sejalan dengan prinsip ramah lingkungan.
Pusat Data Berkelanjutan Berstandar Global
Tak sekadar hemat energi, JC2 telah memperoleh sertifikasi Green Mark Platinum dari Building and Construction Authority (BCA) dan Infocomm Media Development Authority (IMDA). Penghargaan ini menandakan pengakuan terhadap desain dan operasional pusat data yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, menjadikannya yang pertama dengan skala sebesar ini di Indonesia.
Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia, Lim Chu Chong, menegaskan bahwa kolaborasi ini mencerminkan komitmen DBS dalam mendukung transformasi digital yang berkelanjutan. “Kami ingin menjadi mitra pertumbuhan bisnis yang tidak hanya inovatif, tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan. Dengan mendanai pusat data efisien energi seperti JC2, kami memperkuat agenda ESG dan mendukung bisnis dalam transisi menuju operasional yang lebih hijau,” ujarnya.
Mendorong Ekonomi Rendah Karbon
Sementara itu, Presiden Direktur UOB Indonesia, Hendra Gunawan, menyoroti pentingnya pembiayaan hijau dalam membangun masa depan yang lebih berkelanjutan. “Kemitraan ini sejalan dengan visi kami untuk mendukung bisnis yang menerapkan praktik ramah lingkungan. Dengan mendanai proyek seperti JC2, kami turut berperan dalam membangun infrastruktur digital yang berkelanjutan dan mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon,” jelasnya kepada Beritalingkungan.com (18/03/2025).
Pendanaan ini disusun sesuai dengan Green Loan Principles dari Asia Pacific Loan Market Association (APLMA) dan Green Finance Framework (GFF) dari PDG. Hal ini memastikan bahwa proyek yang didanai memiliki dampak nyata bagi lingkungan serta memanfaatkan dana secara transparan dan bertanggung jawab.
Komitmen PDG terhadap Keberlanjutan
Chief Financial Officer PDG, Niall Hannigan, menekankan bahwa fasilitas pendanaan hijau ini menjadi langkah strategis bagi perusahaannya dalam membangun infrastruktur digital yang tangguh sekaligus berkelanjutan. “Pendanaan ini memungkinkan kami mengembangkan pusat data AI-ready tanpa mengorbankan komitmen kami terhadap tanggung jawab lingkungan. Seiring dengan ekspansi bisnis kami, praktik berkelanjutan akan tetap menjadi bagian dari strategi jangka panjang kami,” katanya.
Club loan ini menjadi bukti kuat bahwa sinergi antara sektor keuangan dan industri teknologi dapat menciptakan dampak positif bagi lingkungan. Selain mendukung transformasi digital yang ramah lingkungan, pendanaan ini juga menegaskan kepemimpinan DBS dan UOB dalam pembiayaan berkelanjutan serta peran PDG dalam membangun masa depan pusat data yang lebih hijau dan efisien energi.
Dengan langkah ini, Indonesia semakin menegaskan posisinya dalam mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan di sektor digital, sekaligus mempercepat peralihan menuju ekosistem ekonomi hijau yang lebih kuat dan tangguh (Marwan Aziz).