Al Gore. Foto : Istimewa. |
Acara ini dihadiri 350 relawan dari 21 negara termasuk Indonesia, Australia, Cina, India, Pakistan, Filipina dan Kepulauan Pasifik. Pertemuan ini selain membicarakan berbagai hal mengenai penangan dampak perubahan iklim, acara ini juga dirangkaian dengan pelatihan mengenal perubahan iklim bagi para relawan-relawan yang dipandu langsung Pemenang Nobel, Al Gore. Mereka juga dilatih dengan kiat-kiat bagaimana mengurangi polusi serta transisi menuju solusi energi bersih.
Menurut informasi daripanitia, Al Gore selain membuka acara, mantan Wakil Presiden Amerika itu juga dijadualkan memberikan presentasi di depan para relawan hari Minggu(9/1). Para relawan, atau lebih dikenal dengan TCP Presenters, akan bertugas memberikan presentasi kepada komunitas masing-masing berdasarkan film pemenang piala Oscar,An Inconvenient Truth, dan buku terbaru Al Gore yang berjudul Our Choice: A Plan to Solve the Climate Crisis
Wilayah Asia Pasifik, dengan untaian kepulauannya, terancam risiko perubahan iklim dalam bentuk yang cukup unik. Wilayah ini menjadi semakin terancam risiko kenaikan permukaan air laut, banjir, dan ekploitasi lahan.Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terhadap perubahan iklim. Dengan melindungi hutan dari kerusakan alam, Indonesia akan senantiasa memegang peran penting dalam menanggulangi krisis perubahan iklim.
Di wilayah Asia Pasifik, terdapat 900 orang yang telah sebelumnya dilatih oleh Mantan Wapres Al Gore sebagai relawan The Climate Project. Bersama-sama, para relawan ini telah memberikan 1733 presentasi perubahan iklim, dan mencakup 119,000 orang peserta presentasi. Satu dari 75 orang Australia telah melihat presentasi yang diberikan oleh salah satu dari 330 presenters yang tersebar di Australia. Setiap lima menit, ada satu orang di wilayah Asia Pasifik yang melihat presentasi dari The Climate Project.
Manager The Climate Project-Indonesia, Dr. Amanda Katili Niode, berharap Pertemuan Puncak ini mampu mendorong dialog mengenai solusi krisis perubahan iklim dengan mempertimbangkan nilai-nilai tradisional seiring dengan teknologi modern. Pertemuan Puncak yang akan berlangsung hingga tanggal 10 Januari 2011 besok. (Marwan Azis).