
Burung Cendrawasih. Foto : instagram/cerita_papua
PAPUA, BERITALINGKUNGAN.COM– Pernah dengar tentang burung Cendrawasih? Si cantik dari Timur ini adalah anggota famili Paradisaeidae dari ordo Passeriformes, yang bikin mata melek karena bulu-bulunya yang super indah.
Burung jantan memiliki warna yang lebih mencolok daripada burung betina, dan beberapa spesies bahkan memiliki bulu yang sangat cerah dan berwarna-warni, makanya tidak heran juga burung ini disebut “Bird of Paradise” atau Burung Surga karena keindahannya yang diibaratkan turun dari langit. Dan salah satu habibat yaitu di hutan Papua memang juga digelari sebagai hutan Surgawi.
Ditemukan di Indonesia Timur seperti Papua, Papua Nugini, pulau-pulau Selat Torres, dan Australia timur, burung ini bukan cuma cakep, tapi juga punya cerita menarik!
Kenapa Cendrawasih Itu Spesial?
Burung Cendrawasih terkenal dengan bulu burung jantan yang sangat memanjang dan rumit, tumbuh dari paruh, sayap, atau kepalanya.
Ada banyak jenis, mulai dari si mungil Cenderawasih Raja yang cuma seberat 50 gram dan sepanjang 15 cm, sampai yang segede Cenderawasih Paruh-sabit Hitam dengan panjang 110 cm.
Burung Cendrawasih merupakan anggota dari keluarga Paradisaeidae dan Ordo Passeriformes. Mengutip laman WWF, diprediksi ada sekitar 30 jenis Cendrawasih yang ada di Indonesia, yang mana 28 jenis di antaranya bisa ditemukan di Papua.
Salah satu jenis burung Cendrawasih yang paling terkenal dan banyak ditemukan adalah Cendrawasih Kuning Besar atau Paradisaea apoda yang berasal dari Genus paradisaea. Burung Cendrawasih memiliki karakteristik, yakni warna bulunya yang cerah dan menarik perhatian seperti kuning, merah, biru, hingga hijau. Umumnya, burung ini dinamakan sesuai dengan warna dominannya, seperti Cendrawasih Kuning Kecil atau Cendrawasih Merah.
Jenis-jenis Cendrawasih yang Keren Abis
Ada banyak spesies Cendrawasih, dan beberapa di antaranya yang terkenal adalah:
- Cenderawasih Gagak (Lycocorax pyrrhopterus)
- Silagiamina Kilap (Manucodia atra)
- Sagubega Ekor-Panjang (Paradigalla carunculata)
- Dewata Arfak (Astrapia nigra)
- Kijo Arfak (Parotia sefilata)
- Cenderawasih Panji (Pteridophora alberti)
- Cenderawasih Kuning-Besar (Paradisaea apoda)
Cenderawasih dan Manusia
Di Papua, bulu Cendrawasih sering dipakai untuk pakaian adat. Pada abad lalu, bulunya jadi bahan topi wanita di Eropa.
Sayangnya, perburuan dan perusakan habitat bikin populasinya menurun drastis. Sekarang, perburuan cuma boleh untuk perayaan adat, dan habitat mereka dijaga ketat.
Mitos dan Legenda Cendrawasih
Orang Papua percaya burung ini jelmaan anak laki-laki bernama Kweiya. Ceritanya, Kweiya berubah jadi burung setelah disakiti saudara tirinya.
Kedua saudara tirinya yang berubah jadi burung hitam akhirnya minta maaf dan mendapat sebagian warna indah Kweiya. Hingga kini, burung Cendrawasih dipercaya berasal dari Kweiya.
Fakta Menarik tentang Cendrawasih
Terdapat sejumlah fakta menarik mengenai burung Cendrawasih.
1. Dijuluki ‘Bird of Paradise’
Ada alasan khusus mengapa burung Cendrawasih mendapat julukan ‘Bird of Paradise’ atau burung surga. Dalam e-jurnal milik ugm.ac.id, Cendrawasih terkenal sebagai burung yang memiliki bulu indah dan menawan, terutama pada sang jantan. Cendrawasih jantan punya bulu yang berwarna cerah, sehingga nampak indah jika dilihat dari dekat. Maka dari itu, banyak orang yang tertarik untuk memburu burung ini demi mengambil bulunya.
2. Punya Ritual Kawin yang Unik
Bulu yang berwarna cerah itu ternyata digunakan oleh Cendrawasih jantan untuk memikat hati Cendrawasih betina, lho. Bahkan, sang jantan dapat menari-nari demi menarik perhatian lawan jenisnya.
Dalam tariannya, Cendrawasih jantan akan menampilkan fleksibilitas bulu dan bentuk badan mereka, sehingga semakin menonjolkan keindahan warna bulunya. Oh ya, mereka benar-benar mempersiapkannya sebaik mungkin, bahkan sampai harus membersihkan paruhnya sebelum menari.
3. Habitat Burung Cendrawasih
Fakta menarik selanjutnya adalah burung Cendrawasih dapat ditemukan di Indonesia bagian timur, seperti pulau-pulau di Selat Torres dan Papua, Papua Nugini, dan bagian timur Australia. Habitat asli ‘Burung Surga’ ini ada di hutan lebat yang berada di dataran rendah.
4. Termasuk Satwa yang Dilindungi
Mengutip WWF, burung Cendrawasih merupakan satwa yang dilindungi. Sebab, keindahan bulunya itu menjadi sasaran empuk para pemburu liar.
Alhasil, pemerintah Indonesia sepakat jika burung Cendrawasih termasuk ke dalam satwa yang dilindungi. Hal ini telah diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Artinya, burung Cendrawasih tidak boleh diburu, disakiti, dibunuh, dan diperdagangkan. Jika ada pihak yang melanggar undang-undang tersebut maka akan dijatuhi hukuman 5 tahun penjara dan denda maksimal Rp 100 juta.
Ancaman terhadap Pelestarian Cendrawasih
Meski burung Cendrawasih memukau dengan keindahannya, ada banyak ancaman yang mengintai kelestariannya. Dari perburuan liar hingga perubahan iklim, berikut beberapa ancaman pelestarian dan upaya konservasi burung Cendrawasih:
1. Perburuan Liar dan Perdagangan
Perburuan liar masih menjadi ancaman utama bagi burung Cendrawasih. Bulunya yang indah membuat burung ini jadi target pemburu, terutama untuk dijadikan hiasan dan pernak-pernik.
Pada akhir abad 19 dan awal abad 20, perburuan untuk bulu Cendrawasih sangat marak untuk bahan topi wanita di Eropa. Meskipun sekarang perburuan telah dibatasi dan hanya diizinkan untuk kebutuhan adat, perdagangan ilegal masih terjadi di beberapa tempat.
2. Perusakan Habitat
Deforestasi dan alih fungsi lahan menjadi ancaman serius bagi habitat burung Cendrawasih. Hutan-hutan lebat yang menjadi rumah bagi burung ini terus menyusut akibat penebangan liar, pembangunan pemukiman, dan pertanian.
Perusakan habitat mengurangi area hidup burung Cendrawasih dan mengganggu ekosistem tempat mereka bergantung.
3. Perubahan Iklim
Perubahan iklim global juga berdampak pada habitat burung Cendrawasih. Naiknya suhu dan perubahan pola hujan dapat mengubah vegetasi hutan dan mengurangi sumber makanan burung ini.
Selain itu, perubahan iklim bisa mempengaruhi pola migrasi dan reproduksi burung Cendrawasih, yang dapat berdampak negatif pada populasi mereka.
4. Perdagangan Ilegal
Meskipun ada undang-undang yang melindungi burung Cendrawasih, perdagangan ilegal masih terjadi. Banyak orang yang ingin memiliki burung ini sebagai koleksi pribadi atau untuk dijual dengan harga tinggi.
Praktik perdagangan ilegal ini memperburuk kondisi populasi burung Cendrawasih yang sudah terancam.
Upaya Konservasi
Upaya pelestarian burung Cendrawasih melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga organisasi non-pemerintah dan masyarakat setempat. Beberapa langkah yang diambil untuk melestarikan burung Cendrawasih antara lain:
1. Perlindungan Habitat
Pemerintah dan organisasi lingkungan bekerja sama untuk melindungi habitat alami burung Cendrawasih. Upaya ini meliputi pembentukan taman nasional dan kawasan konservasi yang melarang kegiatan penebangan hutan dan perburuan liar. Selain itu, ada program reboisasi untuk memulihkan hutan yang rusak.
2. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
Edukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian burung Cendrawasih sangat penting. Kampanye kesadaran lingkungan di sekolah-sekolah, komunitas, dan media sosial membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya perburuan dan perdagangan ilegal. Dengan memahami pentingnya pelestarian, masyarakat diharapkan lebih aktif dalam menjaga lingkungan.
3. Penegakan Hukum
Penegakan hukum yang tegas terhadap perburuan dan perdagangan ilegal sangat penting. Pemerintah perlu memastikan bahwa undang-undang yang melindungi burung Cendrawasih dijalankan dengan baik, dan pelanggar diberikan sanksi yang setimpal. Pengawasan yang ketat di kawasan konservasi juga diperlukan untuk mencegah aktivitas ilegal.
4. Penelitian dan Monitoring
Penelitian terus dilakukan untuk memahami lebih dalam tentang ekologi, perilaku, dan ancaman yang dihadapi burung Cendrawasih. Monitoring populasi burung ini membantu dalam mengidentifikasi tren penurunan dan area yang membutuhkan perhatian lebih. Data dari penelitian digunakan untuk merancang strategi konservasi yang efektif.
5. Pengembangan Ekowisata
Ekowisata bisa menjadi solusi untuk pelestarian burung Cendrawasih. Dengan mengembangkan wisata berbasis alam yang memperhatikan kelestarian burung ini, masyarakat lokal dapat memperoleh pendapatan tanpa merusak habitat. Pengunjung dapat menikmati keindahan burung Cendrawasih di habitat aslinya, sambil mendukung konservasi.
Penutup
Burung Cendrawasih, dengan keindahannya yang luar biasa, menghadapi berbagai ancaman yang mengancam kelestariannya. Namun, dengan upaya konservasi yang tepat dan dukungan dari semua pihak, kita dapat memastikan bahwa burung surga ini tetap menjadi bagian dari keindahan alam Papua dan dunia. Mari kita jaga dan lestarikan burung Cendrawasih untuk generasi mendatang! ***