JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM– Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) bekerja sama dengan Kementerian PPN/Bappenas Republik Indonesia resmi meluncurkan Indonesia Philanthropy Outlook 2024 dalam acara Philanthropy Learning Forum (PLF) ke-63.
Dengan tema “Indonesia Philanthropy Outlook 2024: Menggali Temuan Kunci dan Rekomendasi untuk Memperkuat Ekosistem Filantropi terhadap Pembangunan Berkelanjutan”, acara ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kontribusi sektor filantropi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Mengungkap Temuan Kunci
Laporan Indonesia Philanthropy Outlook 2024 menyajikan berbagai temuan penting mengenai perkembangan sektor filantropi di Indonesia selama tiga tahun terakhir. Tujuan utama dari laporan ini adalah untuk menunjukkan hasil dan kontribusi filantropi terhadap pembangunan berkelanjutan, mengidentifikasi area kemajuan, persepsi masyarakat terhadap kegiatan filantropi, serta memberikan rekomendasi agenda prioritas ke depan.
Staf Ahli Menteri PPN Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, Pungkas Bahruji Ali, dalam pidato utamanya menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif PFI. “Laporan ini mengungkapkan bahwa 89% program filantropi telah berhasil sesuai dengan agenda SDGs. Meski menghadapi berbagai kendala, upaya ini layak mendapat apresiasi karena hubungan yang terjalin akan membuka peluang kolaborasi dengan banyak pihak, serta mempercepat pencapaian tujuan dan target SDGs tepat waktu,” ujar Pungkas.
Peran Penting Filantropi
Ketua Badan Pengurus PFI, Rizal Algamar, menegaskan bahwa Indonesia Philanthropy Outlook merupakan salah satu bentuk komitmen PFI untuk memperkuat ekosistem filantropi, terutama dalam aspek data dan informasi. “Ini merupakan outlook kedua yang telah kami publikasi, pertama kali di tahun 2022 lalu. Terlihat adanya perubahan dari outlook 2022 dan 2024 terkait 5 fokus program prioritas. Di 2024 adalah: 1) pemberdayaan ekonomi, 2) pendidikan, 3) kesehatan, 4) iklim dan lingkungan hidup, dan 5) kemiskinan,” kata Rizal.
Rizal menambahkan, rekomendasi dalam outlook 2024 mencakup lima elemen penting dalam penguatan ekosistem filantropi di Indonesia: memperkuat jaringan dan kolaborasi multi-pihak untuk pencapaian SDGs, pengembangan kapasitas lembaga, perbaikan regulasi terkait filantropi, memastikan kelengkapan data, dan memperkuat pencatatan hasil dan dampak program. “Kami berharap Indonesia Philanthropy Outlook 2024 ini dapat bermanfaat serta menjadi panduan berharga bagi semua pemangku kepentingan filantropi,” tandasnya.
Gotong Royong Multi-Sektor
Trihadi Saptohadi, Direktur Yayasan Tahija dan Anggota Badan Pengawas PFI, menyoroti pentingnya budaya memberi (culture giving) dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. “Gotong royong multi-sektor sangat penting guna membangun kemitraan dan tata kelola bagi pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.
PLF ke-63 juga dihadiri oleh narasumber berpengalaman di bidang filantropi seperti Dian A. Purbasari dari Yayasan Bakti Barito, Tata Sudrajat dari Save the Children Indonesia, dan Pungkas Bahruji Ali dari Sekretariat Nasional SDGs. Diskusi ini dimoderatori oleh Okty Damayanti dari Yayasan Adaro Bangun Negeri dan Ketua Badan Pengawas PFI.
Dengan peluncuran Indonesia Philanthropy Outlook 2024, diharapkan semua pemangku kepentingan dapat bekerja sama lebih erat untuk memperkuat ekosistem filantropi dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.