Kondisi banjir yang merendam Kota Kendari, Senin (4/3). Foto: BPBD Kota Kendari
KENDARI, BERITALINGKUNGAN.COM– Banjir melanda kota kendari, Sulawesi Tenggara pada Senin, (4/3), kejadian banjir dipicu hujan dengan intensitas tinggi yang bersamaan dengan air laut pasang serta akibat luapan kali Lasolo sehingga drainase tidak dapat menampung debit air pada pukul 04:00 WITA.
Pusat pengendalian operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan pada Kamis (7/3) Wilayah terdampak meliputi 11 kelurahan di 6 Kecamatan. Kelurahan Lahundape di Kecamatan Kendari Barat, Kelurahan Korumba di Kecamatan Mandonga, Kelurahan Punggolaka di Kecamatan Puuwatu, kelurahan Kadia, Bende, Pondabea, kelurahan Anaiwoi di Kecamatan Kadia, kelurahan Anawai, Wua-wua, Bonggoeya di Kecamatan Wua-wua dan kelurahan Anggoeya di kecamatan Poasia. Dampak banjir yang paling parah terjadi di Kelurahan Sodhoa, Kecamatan Kendari Barat, dan di daerah Lasolo,
Pasca bencana baniir menyebabkan 715 KK terdampak dan 1 Jiwa MD Sedangkan kerugian materil sebanyak 715 unit rumah terendam dan 1 Unit Kantor Lurah terdampak.
Upaya penanganan banjir BPBD Kota Kendari berkoordinasi dengan pemerintahan setempat dan melakukan pendataan dan melakukan pembersihan rumah warga yang terdampak banjir bersama Damkar Kota Kendari, Balai Wilayah Sungai dan Masyarakat.
Informasi dari Dedi Kasi Logistik BPBD Kota Kendari melalui sambungan telepon menyampaikan kondisi banjir Sebagian wilayah berangsur surut. “Namun ada wilayah yang kembali dilanda banjir akibat curah hujan tinggi pada Rabu pukul 2 dini hari. Banjir setinggi 1, 5 – 2 meter terjadi di daerah kelurahan Sanua, dan kampung Salo. Dampak dari banjir Sebagian korban mengungsi ke rumah saudara, BPBD bersama dinas sosial mendirikan dapur umum di Kelurahan Sanua dan Kampung Salo.” Ujar Dedi.
Dedi menjelaskan antispasi banjir dilakukan tim gabungan melakukan pembersihan drainase sudah secara rutin, namun besar luapan air dan terjadi air laut pasang sehingga air tidak bisa mengalir ke laut. Kendala penanganan banjir jumlah personil yang kurang karena luasnya lokasi banjir, serta lokasi banjir sulit dijangkau, akses yang kecil dan jalan berbuki-bukit.
Merespons kejadian itu, Abdul Muhari, Ph.D. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk lebih meningkatkan kesiapsiagaan mengantisipasi kejadian banjir serupa, dengan menjaga lingkungan, dan membuat alternatif serapan air (Marwan Azis)