Inilah potret pembukaan areal hutan di Jambi. Foto : AFP / Romeo Gacad. |
JAMBI, BL-Hutan Jambi dari tahun ke tahun kian kritis saja, tutupan hutan Jambi berdasarkan data Warung Informasi Konservasi (WARSI) hanya tersisa 1, 1 juta hektar.
“Keseluruhan luas hutan Jambi mencapai 2,4 juta hektar. 1,3 juta ha sudah bukan hutan tutupan lagi, atau rusak. Menurut data yang ada dari Departemen Kehutanan, lahan kritis Jambi mencapai 1 juta ha,” beber Rudi Syaf, Manajer Kominfo WARSI Jambi seperti dilansir Jambi Ekspres (19/3).
Sejak tahun 1990 lalu, tutupan hutan Jambi seluas 2,4 juta hektar (ha) mengalami penurunan hingga 1 juta ha. Yakni, di tahun 2000 dengan sisa tutupan hutan Jambi menjadi 1, 4 juta ha. Sementara di kurun waktu tahun 2000 hingga tahun 2009, tutupan hutan di Jambi kembali mengalami pengurangan hingga mencapai 300 ribu hektar, yakni menjadi 1, 1 hektar tutupan hutan.
Rudi menjelaskan, penyebab utama habisnya hutan Jambi ini karena adanya perubahan hutan menjadi tanaman. Kemudian operasi perusahaan pertambangan, pembukaan lahan oleh masyarakat dan perkebunan sawit.
Menurut Rudy, pemerintah harus mempertahankan hutan yang tersisa, terutama 4 taman nasional yang ada di Jambi, yang luasnya saat ini mencapai 700 ribu hektar. Termasuk hutan produksi terbatas yang luasnya mencapai 100 ribu hektar. “Nah ini yang diupayakan bisa dipertahankan,”katanya.
Ia juga meminta agar pemerintah dan masyarakat mempertahanan ekosistim hutan 23 desa yang telah memperoleh izin dari Kementerian Kehutanan diantaranya hutan desa di Merangin seluas 16.000 hektar di 17 desa. Kemudian di Bungo ada di empat desa, luasnya 6000 hektar. Batanghari ada 3 desa, seluas 2000 hektar. “Umumnya lahan ini adalah hutan produksi. Nah hutan inilah yang jangan diberi izin lagi oleh pemerintah untuk dkonversi,”tuturnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur (Wagub) Jambi, H Fachrori Umar saat memimpin upacara peringatan Hari Bhakti Rimbawan yang ke-30, kemarin (18/3) mengakui, bencana alam yang belakangan melanda Jambi disebabkan oleh menipisnya tutupan hutan.
Ia pun menghimbau pihak terkait dan yang mempunyai kewenangan harus melakukan reboisasi sebagai upaya optimalisasi fungsi hutan.
Seraya menambahkan, selain melakukan reboisasi, hutan yang masih rimbun harus terus dipertahankan dan dilestarikan. (wsn/je)