Lumba-lumba yang terdampar dan mati di pesisir Pantai Pariti, Kabupaten Kupang. Foto : BKKPN
KUPANG, BERITALINGKUNGAN.COM – Seekor lumba-lumba bercak (Stenella attenuata) ditemukan mati dan terdampar di pesisir Pantai Pariti, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Senin, menurut laporan dari Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang.
“Kami mendapat laporan dari warga bahwa seekor lumba-lumba ditemukan mati di lokasi yang sama seperti sebelumnya,” ungkap Kepala BKKPN Kupang, Imam Fauzi. Dengan temuan ini, sudah ada dua lumba-lumba yang terdampar dan mati di area tersebut dalam beberapa hari terakhir.
Sebelumnya, pada Jumat (11/10), seekor lumba-lumba ditemukan dalam kondisi lemah oleh warga dan tim BKKPN. Meskipun telah dilakukan upaya penyelamatan, lumba-lumba tersebut terus kembali ke pesisir pantai dan akhirnya mati. Selain itu, seekor mamalia laut Dugong juga ditemukan mati dengan luka gigitan pada ekornya pada Kamis (10/10).
Fauzi menambahkan bahwa kondisi perairan yang sedang surut dan berarus kuat, ditambah dengan air keruh akibat lumpur, menyulitkan upaya penyelamatan lumba-lumba yang ditemukan hidup. Lumba-lumba yang ditemukan Senin lalu telah mengalami pembusukan saat ditemukan mengapung di perairan. Bagian tubuhnya sudah berwarna putih dan kulitnya mengelupas, menunjukkan tanda-tanda kondisi kritis dengan kode 3-4.
Masyarakat setempat segera menguburkan lumba-lumba tersebut secara mandiri. Imam Fauzi menjelaskan bahwa warga sudah memiliki pengalaman dari kejadian sebelumnya dan semakin sadar akan pentingnya penanganan yang cepat untuk hewan yang terdampar.
“Kami sangat menghargai inisiatif masyarakat yang telah sadar dan langsung melakukan penguburan,” tambah Imam Fauzi seperti dikutip Beritalingkungan.com dari Antara (15/10/2024).
Kasus mamalia laut yang terdampar dan mati di Kupang menjadi perhatian serius BKKPN, mengingat wilayah tersebut beberapa kali menjadi lokasi terdamparnya hewan laut besar. Penyebab pastinya masih diteliti lebih lanjut untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa mendatang (Marwan Aziz)