RGE Gagal Membantah Temuan Greenpeace soal Jaringan Perusahaan Bayangan Perusak Hutan

Berita Lingkungan Environmental News Hutan Terkini

Pemandangan dari udara menunjukkan hutan hujan alami di Kalimantan Barat, kawasan hutan berwarna coklat yang baru ditebangi, dan hamparan hutan yang baru dibuka yang baru saja ditanami bibit kelapa sawit. Foto ini diambil di dalam konsesi perusahaan kelapa sawit PT Lahan Agro Inti Ketapang. Laporan Under The Eagle’s Shadow memberikan bukti kuat bahwa sejumlah perusahaan termasuk perusahaan ini adalah perusahaan ‘bayangan’ yang berada di bawah kendali yang sama dengan grup RGE/Tanoto. Foto : Greenpeace.

JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM — Sengkarut korporasi dan kehancuran hutan kembali menjadi sorotan. Greenpeace International baru-baru ini merilis laporan investigatif setebal 400 halaman berjudul Under the Eagle’s Shadow, yang menyoroti dugaan keterlibatan grup Royal Golden Eagle (RGE) dalam jaringan perusahaan bayangan yang mengancam keberlanjutan hutan Indonesia.

Grup RGE, yang dikendalikan oleh taipan Indonesia Sukanto Tanoto, dianggap memiliki pengaruh atas ratusan perusahaan dalam dan luar negeri yang terindikasi kuat berkaitan erat dengan aktivitas industri ekstraktif di kawasan hutan tropis Indonesia.

Namun, alih-alih memberikan klarifikasi menyeluruh, tanggapan RGE justru dinilai minim substansi. Hal ini disoroti langsung oleh Kiki Taufik, Kepala Global Greenpeace untuk Kampanye Hutan Indonesia.

“Tanggapan dua halaman dari RGE lebih tampak seperti upaya mengalihkan perhatian daripada membantah secara substansial temuan utama kami,” kata Kiki dalam keterang persnya yang diterima Beritalingkungan.com (1/06/2025).

.“Laporan kami menyertakan bukti rinci keterkaitan 194 perusahaan domestik dan 63 perusahaan luar negeri yang diyakini berada di bawah kendali bersama dengan RGE/Tanoto. Namun RGE tak menjawab inti dari tudingan tersebut.”ujarnya.

Dalam tanggapannya, RGE justru kembali mengangkat bantahan dari dua perusahaan sumber daya alam, PT Phoenix Resources International dan PT Mayawana Persada, yang menyatakan bahwa mereka tidak berada di bawah kendali RGE.

Namun, Greenpeace menilai narasi ini tidak menjawab isu sebenarnya—yakni struktur kendali perusahaan yang tidak transparan dan upaya sistematis menyembunyikan jejak tanggung jawab korporasi atas deforestasi.

Korporasi Bayangan dan Ancaman Terhadap Hutan Tropis

Dalam laporan Greenpeace, praktik “shadow corporate control” atau kendali perusahaan bayangan dinilai menjadi strategi licik yang memungkinkan grup besar seperti RGE tetap diuntungkan dari praktik eksploitasi sumber daya alam tanpa terlihat langsung terlibat. Akibatnya, perusahaan induk bisa mencuci tangan saat terjadi deforestasi, konflik sosial, atau pelanggaran HAM di lapangan.

“Ini bukan sekadar soal rantai pasok bayangan,” lanjut Kiki. “Ini soal kendali yang disembunyikan. Kami menyerukan kepada bank, investor, dan merek global untuk membaca bukti-bukti dalam laporan ini, dan menentukan apakah mereka masih ingin berurusan dengan entitas yang terhubung ke grup RGE.”tuturnya.

Mengapa Ini Penting?

Indonesia adalah rumah bagi salah satu hutan hujan tropis terbesar di dunia, yang berfungsi sebagai paru-paru bumi, penyimpan karbon, dan benteng terakhir bagi keanekaragaman hayati. Namun, hutan-hutan ini terus tergerus oleh ekspansi industri sawit, bubur kertas, dan kayu, yang kerap dikendalikan oleh entitas raksasa seperti RGE.

Tanpa transparansi dan akuntabilitas, aliran modal dan dukungan dari lembaga keuangan global terhadap entitas-entitas ini akan terus memperparah krisis iklim dan memperlebar jurang ketimpangan lingkungan.

Seruan untuk Bertindak

Greenpeace mendesak para pemangku kepentingan, termasuk bank, investor, dan konsumen global, untuk tidak tutup mata. Laporan ini bukan sekadar peringatan, tapi ajakan untuk bertindak: hentikan pembiayaan terhadap kehancuran hutan, dorong keterbukaan korporasi, dan beri tekanan agar praktik bisnis yang berkelanjutan benar-benar dijalankan.

Karena saat hutan terakhir lenyap, tak ada jawaban korporasi mana pun yang bisa mengganti udara bersih dan kehidupan yang telah hilang (Wan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *