Ilustrasi, reaktor Biogas Rumah (BIRU). Foto : Istimewa. |
DENPASAR, BL-Demi tercapainya kemandirian energi di provinsi Bali, program Biogas Rumah (BIRU) bersama-sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyelenggarakan workshop koordinasi di Hotel Inna Sindhu Bali, Kamis, 28 Juli 2011.
“Dalam workshop ini akan disampaikan kemajuan program serta tantangan yang dihadapi selama proses implementasi. Masukan dan tanggapan dari para pemangku kepentingan terkait juga akan digalang untuk kemajuan program di masa datang,” jelas, I Gede Suarja, Provincial Coordinator Lombok Bali melalui rilis yang diterima Beritalingkungan.com.
Program BIRU adalah program kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Belanda.Dimulai pada Mei 2009, program BIRU diimplementasikan oleh Hivos, sebuah lembaga kemanusiaan untuk kerjasama pembangunan yang berbasis di Belanda, bermitra dengan Kementerian ESDM Republik Indonesa melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (DJEBTKE).
Melalui program BIRU, Hivos memberikan subsidi senilai 2 juta rupiah per reaktor yang berupa peralatan, bukan berupa uang tunai. BIRU dalam pelaksanaan programnya bekerjasama dengan sejumlah organisasi lokal seperti LSM, koperasi, maupun pihak swasta lainnya yang berperan sebagai mitra pembangun.
Di Bali, program ini menggandeng lima mitra pembangun yaitu Yayasan BOA, Yayasan Manikaya Kauci, Yayasa IDEP, Yayasan Sunari, dan CV Mitra Usaha Mandiri. BIRU juga sedang menjajaki kemitraan dengan lembaga keuangan mikro untuk penyediaan kredit berbunga rendah bagi masyarakat calon pengguna BIRU.
Hingga Juni 2011, program BIRU telah membangun 3.143 unit reaktor biogas rumah yang tersebar di tujuh provinsi di Indonesia yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah & DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, dan Sulawesi Selatan. Di Bali sendiri, terdapat 96 unit reaktor biogas rumah tangga di tujuh kabupaten yaitu Buleleng, Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, dan Klungkung. Program ini menargetkan untuk membangun 8.000 unit reaktor pada akhir tahun 2012. (Marwan Azis).