Sekjen PBB, Ban Ki-Moon dan Presiden SBY. Foto : Kemlu. |
RIO, BL-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dipilih oleh Sekjen PBB, Ban Ki-Moon untuk menjadi salah satu dari tiga ketua bersama (co-chairs).
Dua ketua bersama lainnya yaitu PM Inggris, David Cameroon, dan Presiden Liberia, Ellen Johnson-Sirleaf dalam Panel Tingkat Tinggi (High-Level Panel of Eminent Persons) untuk agenda pembangunan Millenium Development Goals/MDGs pasca 2015. Panel tersebut dibentuk sebagai upaya melakukan akselerasi langkah dan pembahasan sasaran MDGs pasca 2012.
Setelah tahun 2015, MDGs akan digantikan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan yang Berkelanjutan. “Kepada dunia Sekjen PBB mengatakan harus ada kerangka baru untuk MDGs pasca 2015. Disamping pertemuan high level panel yang dibentuk oleh Sekjen PBB, pertemuan Rio+20 juga akan memberikan masukan, termasuk apa yang akan dilakukan oleh PBB sampai 2015 mendatang,” kata Presiden Yudhoyono dalam jumpa pers di Hotel Copacobana Palace, Rio de Janeiro, Brazil, pada Jumat (22/6).
Kepala Negara mengatakan meski terlalu dini, pencapaian sasaran MDGs sudah bagus, tajam dan kuat, serta jelas siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan sasaran tersebut. “SDGs yang hendak kita terbitkan pada 2015 harus sungguh memahami perkembangan MDGs. Dan harus ada suatu evaluasi obyektif, mengapa ada target yang melampaui sasaran dan ada yang sasaran yang tidak bisa tercapai,” katanya seperti dilansir laman resmi Sekretariat Kabinet RI.
Evaluasi tersebut bertujuan agar sasaran-sasaran yang ditetapkan kemudian dalam SDGs bisa dicapai dengan lebih baik dibandingkan pencapaian MDGs selama 20 tahun.
Senada dengan MDGs, konferensi Rio+20 mendiskusikan dua tema besar, yaitu bagaimana membangun ekonomi hijau untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yang sekaligus dapat mengurangi kemiskinan, dan bagaimana meningkatkan koordinasi internasional untuk pembangunan berkelanjutan.
Sedangkan pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang berperspektif ramah lingkungan dengan tiga pilar pembangunan, yaitu pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan.
Rio+20 akan membahas dua tema besar tersebut dalam tujuh prioritas isu yang memerlukan perhatian prioritas, yaitu penyediaan pekerjaan yang layak, energi, kota yang berkelanjutan, ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan, air, laut dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Konferensi Rio+20 ini dihadiri oleh kepala negara dan pemerintahan, dan perwakilan dari 192 negara dan 23 organisasi internasional.
Menuju Ekuador
Setelah 2 hari berada di Rio de Janeiro, Brazil, mengikuti konperensi Rio+20, Presiden SBY didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono dan seluruh rombongan menuju, Jumat (22/6) pukul 10.00 waktu setempat atau 21.00 WIB bertolak menuju Quito, Ekuador.
Di Quito, ibukota Ekuador, Presiden SBY akan bertemu dengan Presiden Ekuador Rafael Correa Delgado. Selain itu SBY juha dijadwalkan melakukan pertemuan dengan Ketua Parlemen Fernando Cordero.
Kunjungan ini merupakan pertama kali bagi Presiden Republik Indonesia semenjak hubungan diplomasi kedua negara dibuka pada 29 April 1980, dan ini merupakan. kunjungan balasan setelah Presiden Ekuador Rafael Correa Delgado ke Indonesia pada November 2007.
Menyertai Presiden dalam kunjungan kenegaraan ke Ekuador ini, antara lain, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menlu Marty Natalegawa, Mendag Gita Wirjawan, Menkeu Agus Martowardojo, dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam.