JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa potensi hujan di sejumlah wilayah Indonesia masih tinggi hingga akhir tahun ini, meskipun sudah mulai memasuki musim kemarau.
Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, dalam keterangan di Jakarta pada Senin, menjelaskan bahwa dalam 24 jam terakhir tercatat adanya intensitas hujan sedang hingga lebat di beberapa wilayah Indonesia.
Berdasarkan pengamatan tim meteorologi BMKG, intensitas hujan tinggi teramati di Pulau Jawa, khususnya di Kota Semarang, Jawa Tengah dengan intensitas 104,4 mm/hari. Sementara itu, di Pulau Kalimantan, hujan lebat terjadi di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat dengan intensitas 103,0 mm/hari. Di Pulau Sumatera, wilayah Sumatera Utara, Silangit, Tapanuli Utara mencatat intensitas hujan 57,3 mm/hari, dan di Kepulauan Riau, Tanjung Pinang mencatat 50.8 mm/hari.
Di wilayah timur Indonesia, Kabupaten Sarmi di Pulau Papua mencatat intensitas hujan 94,0 mm/hari dan Kota Ambon di Maluku mencatat 69,9 mm/hari. Sulawesi Tengah juga tidak luput dari hujan lebat, dengan intensitas 61,1 mm/hari di Kabupaten Toli-toli.
Guswanto mengungkapkan bahwa potensi peningkatan hujan ini dipicu oleh beberapa dinamika atmosfer yang masih aktif di wilayah Indonesia. Fenomena seperti Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby Kelvin, pola sirkulasi siklonik, dan potensi pembentukan daerah belokan serta perlambatan angin berkontribusi pada kondisi ini.
“Kombinasi pengaruh fenomena-fenomena tersebut diprakirakan tim meteorologi BMKG dapat menimbulkan potensi hujan berintensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang,” jelas Guswanto seperti dikutip Beritalingkungan.com dari Antara.
Dia juga menambahkan bahwa kondisi tersebut dapat memicu cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, banjir lahar hujan, dan tanah longsor, meskipun Indonesia mulai mengalami musim kemarau kering pada bulan Juni hingga September 2024.
Musim kemarau ditandai setelah 19 zona persen wilayah Indonesia sudah masuk musim kemarau sejak akhir bulan Mei lalu, meliputi sebagian Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, serta beberapa wilayah lain di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
BMKG meminta masyarakat untuk selalu memperbarui informasi melalui kanal resmi infoBMKG dan menghindari berita hoaks yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Informasi cuaca yang akurat dan perubahan cuaca setiap saat dengan resolusi tinggi di setiap kecamatan sangat penting untuk diikuti.
Sebagai langkah antisipasi, BMKG merekomendasikan penerapan operasi modifikasi cuaca untuk mengatasi hujan berlebih dan sekaligus untuk pengisian waduk-waduk di daerah yang berpotensi mengalami kondisi kering saat musim kemarau. Langkah ini juga penting untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) ataupun pada lahan gambut sejak dini (Ant/BL)