Ilustrasi – BKSDA Kalsel menghimbau masyarakat tidak memburu atau membunuh orang utan yang muncul di Desa Habau. Foto :Antara.
BANJARBARU, BERITALINGKUNGAN.COM– Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan telah mengerahkan tim khusus untuk mencari empat orang utan yang terlihat di beberapa lokasi di Kabupaten Tabalong dan sekitarnya.
Plt. Kepala BKSDA Kalsel, Suwandi, menjelaskan bahwa awalnya komunitas lokal melihat sepasang orang utan di Desa Habau, dan berdasarkan penelusuran lebih lanjut, ditemukan indikasi keberadaan dua ekor lagi yang diduga anak-anak dari pasangan tersebut.
“Dari hasil peninjauan dan koordinasi dengan warga, kami menduga bahwa sepasang orang utan ini memiliki dua anak yang belum terlihat, namun ada jejak keberadaan mereka,” ujar Suwandi seperti dikutip Beritalingkungan.com dari Antara (24/04/2024).
Menurut Suwandi, penampakan orang utan ini adalah hal baru di Kalimantan Selatan, dengan tiga kali kemunculan yang telah dicatat hingga saat ini. Untuk itu, tim BKSDA Kalsel sekarang bertugas untuk memantau intensif di tiga titik lokasi yang telah teridentifikasi di Kabupaten Tabalong, Hulu Sungai Utara, dan Hulu Sungai Tengah.
Langkah selanjutnya, BKSDA Kalsel berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk Dinas Kehutanan Kalsel, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tabalong, pemerintah kabupaten, dan aparat desa untuk melindungi kawasan ini. “Belum ada kesimpulan mengenai persamaan genetik orang utan ini dengan populasi dari Kalimantan Tengah atau Timur, namun dugaan sementara adalah mereka merupakan asli habitat Kalimantan Selatan,” tambah Suwandi.
Suwandi juga menyatakan bahwa tidak ada laporan tentang orang utan yang menyakiti manusia, walaupun beberapa tanaman di kebun warga mengalami kerusakan. BKSDA Kalsel mengimbau masyarakat untuk tidak mengganggu atau melukai orang utan dan segera melaporkan jika menemukan tanda-tanda kemunculan mereka.
“Kami berharap agar habitat orang utan ini dapat dilindungi oleh pemerintah daerah dan masyarakat setempat, dan kawasan kemunculan mereka dapat dijaga,” pungkas Suwandi (Ant/BL)