Es di Antartika.
ANTARTIKA, BERITALINGKUNGAN.COM– Penelitian terbaru telah mengungkap adanya rantai umpan balik air hanget dapat mempercepat pelelehan bagian es yang mengapung di Lembaran Es Antartika Barat, yang berkontribusi pada kenaikan permukaan air laut global.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances ini memberikan pemahaman baru mengenai mekanisme yang mendorong pelelehan rak es di bawah permukaan laut, yang sebelumnya masih belum jelas.
Lembaran Es Antartika Barat telah kehilangan massa selama beberapa dekade terakhir, berkontribusi pada kenaikan permukaan laut global. Jika seluruh es mencair, diperkirakan permukaan laut global akan naik sekitar lima meter.
Telah diketahui bahwa Air Dalam Sirkumpolar (CDW), massa air yang suhunya hingga 4°C di atas suhu beku lokal, mengalir di bawah rak es di Antartika Barat dan mencairkannya dari bawah. Karena sebagian besar Lembaran Es Antartika Barat berada di bawah permukaan laut, hal ini membuatnya sangat rentan terhadap intrusi air hangat ini dan mungkin akan mundur lebih jauh di masa depan.
Observasi dan model sebelumnya telah mengungkapkan bahwa arus bawah ke timur mengangkut air hangat ini ke rongga di bawah rak es. Meskipun signifikansi mekanisme yang menggerakkan arus bawah ini masih belum diketahui sepenuhnya.
Profesor Alberto Naveira Garabato, dari University of Southampton, salah satu penulis bersama makalah tersebut, mengatakan: “Temuan kami menunjukkan adanya rantai umpan balik positif: seiring dengan pelelehan rak es yang semakin cepat, air tawar yang dihasilkan semakin banyak, menghasilkan arus bawah yang lebih kuat dan lebih banyak panas yang diangkut menuju rak es.”
“Siklus ini dapat mempercepat pelelehan rak es, berpotensi membuat Lembaran Es Antartika Barat menjadi kurang stabil di masa depan.”ujar Alberto seperti dikutip Beritalingkungan.com dari laman University of Southampton (24/04/2024).
Peneliti dari University of California Los Angeles, MIT, dan University of Southampton menggunakan simulasi resolusi tinggi untuk menyelidiki dinamika arus bawah ini.
Dr. Alessandro Silvano dari University of Southampton, salah satu penulis bersama pada studi tersebut, mengatakan: “Simulasi ini mengungkapkan bahwa arus dalam yang mengangkut air hangat ke rak es didorong oleh pelelehan rak es itu sendiri yang disebabkan oleh air hangat tersebut.”
Model mereka menunjukkan bahwa ketika CDW hangat berinteraksi dengan rak es, ia mencairkan es dan bercampur dengan air tawar yang lebih ringan.
Air ini kemudian naik melalui lapisan air di atasnya. Ketika naik, air tersebut menyebar dan meregangkan lapisan CDW secara vertikal. Peregangan ini menciptakan gerakan berputar dalam air.
Jika ada cekungan (semacam lembah bawah air) di dekat pantai, gerakan berputar ini kemudian terbawa menjauh dari rongga rak es menuju tepi rak oleh pergerakan tekanan dalam air. Gerakan ini membantu menggerakkan arus sepanjang lereng dasar laut, mengarahkan lebih banyak air hangat ke rak es.
Arus bawah laut terbentuk sedikit lebih jauh dari rak es, sehingga ketika lebih banyak es mencair, arusnya menjadi lebih kuat, membawa lebih banyak air hangat ke rak es.
Dr. Silvano menambahkan, “Model ilmiah yang tidak memasukkan rongga di bawah rak es kemungkinan mengabaikan rantai umpan balik positif ini. Hasil kami menunjukkan ini adalah faktor penting yang bisa mempengaruhi seberapa cepat rak es mencair dan seberapa stabil Lembaran Es Antartika Barat dari waktu ke waktu.”
Penelitian ini dibiayai oleh National Science Foundation dan Natural Environment Research Council dan hasilnya dapat diakses dalam jurnal Science Advances (Marwan Aziz)