Ibu Negara Amerika Serikat, Michele Obama menggagas kegiatan berkebun di sekitar rumah. |
Oleh : Andy Hendraswanto*
Suasana yang asri dan sejuk masih kita jumpai di alam pedesaan dengan hamparan hijau sawahnya yang membentang. Tak luput pula jika kita amati di sekitar rumah penduduk desa yang masih segar dengan ragam tanaman di dalam pekarangan rumahnya.
Ya, suasana seperti itu tentu saja patut untuk dipertahankan ditengah-tengah gempuran arus urbanisasi dan perubahan gaya hidup modern. Tatkala isu perubahan iklim saat ini selalu hangat untuk dibicarakan diberbagai forum, keberadaan pekarangan atau dalam bahasa Belanda-nya sering disebut dengan istilah erfcultuur ini masih pantas untuk dipertahankan bahkan perlu digalakkan sampai di perkotaan. Mengapa?
Pekarangan atau home garden bagi masyarakat Jawa terutama di pedesaan bukan saja sebagai tempat untuk bermukim namun peranannya juga sampai pada tataran satuan produksi.Keragaman tanaman dan hewan yang ada merupakan bukti ada interaksi antara manusia, tanaman, hewan, tanah, dan air. Berbagai tanaman mulai dari jenis sayuran, tanaman buah, hingga tanaman obat beserta jenis ikan maupun unggas bahkan ruminansia didalamnya merupakan keterkaitan ekologis yang banyak memberikan manfaat positif baik bagi kesehatan maupun ekonomi bagi pemiliknya.
Peranan pekarangan sebagai bentuk ekofarming kecil-kecilan dalam satuan rumah tangga merupakan langkah konkret usahatani yang kecil dan efisien. Tidak membutuhkan biaya besar, tidak membutuhkan teknologi yang rumit tapi mampu membawa dampak keberhasilan yang nyata sebagai dasar dari munculnya semangat usahatani yang selaras dengan alam.
Dalam seni pembangunan pertanian dimanapun saja yang terpenting dalam programnya harus bisa membuat para pelakunya memiliki semangat, antusias yang tinggi sehingga bisa membawa tingkat partisipasi yang besar. Dalam hal ini, siapapun bisa melakukannya baik masyarakat desa maupun penduduk kota.
Eco farming kecil-kecilan ini telah menyumbangkan asupan gizi yang baik bagi setiap keluarga mulai dari hal kalori, karbohidrat, protein,mineral maupun vitamin. Dengan keanekaragaman genetis di dalamnya juga mampu menghadirkan obat herbal yang diracik dari tanaman obat yang tumbuh di pekarangan.
Bukan hanya itu, home garden juga mampu memberikan kontribusi income bagi setiap rumah tangga yang mengelolanya. Selain itu, pekarangan juga berperan untuk mencegah terjadinya erosi tanah maupun kemungkinan terjadinya peluruhan unsur hara di dalam tanah. Dengan interaksi secara ekologis diatas dan ditunjang dengan pemanfaatan energi matahari dalam prosesnya, maka tanah dapat terjaga kesuburannya.
Home garden juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana edukasi atau pengenalan dunia usahatani kepada anak-anak sejak usia dini. Jika kita ingin tetap mempertahankan generasi muda mencintai dunia pertanian maka sejak usia dini mereka harus diperkenalkan kepada bidang usaha tani meski dalam skala kecil.
Menggalakkan eco farming kecil-kecilan ini bisa dijadikan sebagai strategi alternative untuk menghadapi dampak perubahan iklim yang sedang terjadi saat ini. Strategi ini tentu saja bisa diinisiasi oleh setiap pemerintah daerah sehingga ada harapan munculnya green city-green city diberbagai sudut nusantara.
*Penulis adalah kontributor Beritalingkungan.com
–>