JAKARTA, MEDIAJAKARTA,COM– Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendorong peran perempuan dalam upaya pelestarian lingkungan hidup dan kehutanan.
Untuk mendorong hal tersebut, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya kemarin mengadakan pertemuan dengan perwakilan masyarakat dari 10 provinsi di seluruh Indonesia, untuk membahas pemantapan program keadilan dan kesetaraan gender dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang berkelanjutan.
“Kementerian LHK menyadari dan mengakui sepenuhnya bahwa bagi perempuan, hutan dan lahan tidak hanya bernilai ekonomis, tetapi memiliki makna yang lebih luas. Hutan dan lahan memiliki nilai sosial, budaya dan merupakan bagian dari eksistensi kehidupan perempuan. Nilai-nilai tersebut patut dijaga dan dipertahankan,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya dalam forum dialog yang bertempat di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, (28/03/2018).
Pada kesempatan tersebut, 80 orang perwakilan masyarakat, yang merupakan mitra Selamatkan Hutan dan Lahan melalui Perbaikan Tata Kelola (SETAPAK) ini, menyampaikan langsung di hadapan Menteri Siti, berbagai inisiatif dalam mencari, menemukan dan memfasilitasi pejuang-pejuang keadilan gender dalam pengelolaan SDA.
Terkait hal ini, KLHK akan terus memberikan perhatian penuh terhadap hal ini sesuai dengan amanat pencapaian Sustainable Development Goals (SDG).
Berbagai inisiatif tersebut telah dijalankan oleh beberapa organisasi masyarakat sipil mitra The Asia Foundation (TAF): LBH Aceh, MATa, Qbar,WALHI Sumsel, Aman Mentawai, PBHK, SP Palembang, Sp Nasional, JATAM Kaltim, AMAN Kaltim, PBHK, AMAN Kalbar, JARI, PPK, Sikola Mombine, YMP, Paradisea dan PtPPMA.
Dalam kesempatan yang sama, Lili Hasanuddin, Direktur Program SETAPAK (Selamatkan Hutan dan Lahan Melalui Perbaikan Tata Kelola) memantapkan bahwa The Asia Foundation (TAF) bersama mitra-mitranya melalui program SETAPAK secara terus-menerus telah berupaya memperkuat kapasitas masyarakat termasuk perempuan lokal untuk mewujudkan tata kelola hutan dan lahan yang berkeadilan gender serta mewujudkan keadilan dan kesetaraan dalam pengelolaan sumber daya alam di Indonesia.
“Diantaranya dengan melakukan “Temu Nasional Pejuang Keadilan dan Kesetaraan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam”. Pertemuan ini diharapkan akan menjadi ruang bagi calon pemimpin perempuan dengan dukungan kelompok laki-laki untuk meningkatkan kapasitas dan berbagi strategi terkait advokasi dalam mendorong tata kelola hutan dan lahan yang berkeadilan gender,” kata Lili.
Lili yakin bersama 68 mitra SETAPAK yang terdiri dari civil society organization (CSO) dan lembaga penelitian di level nasional dan 10 provinsi lokasi utama program, yakni Aceh, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Papua, Papua Barat.
Serta 5 wilayah tambahan yaitu: Bengkulu, Sulawesi Selatan, Yogyakarta, Bangka Belitung dan Sumatera Utara, program SETAPAK akan semakin mengokohkan peranannya dalam memperjuangkan keadilan gender dan kesetaraan khususnya bagi kaum perempuan. (Wan)
–>