Ketgam : Bumi, foto : WikiImages via Pixabay.
Jejak Karbon Purba Ungkap Keterkaitan Tak Terduga antara Inti Besi Bumi dan Kehidupan di Permukaan
JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM– Bayangkan Bumi seperti makhluk hidup raksasa—bernapas, berdetak, dan berubah selama ratusan juta tahun. Kini, sebuah studi ilmiah terbaru mengungkap keterkaitan yang mengejutkan: semakin kuat medan magnet Bumi, semakin tinggi pula kadar oksigen di atmosfernya.
Hubungan ini, yang terbentang selama lebih dari 540 juta tahun sejarah planet kita, bisa jadi adalah salah satu kunci terbesar dalam memahami mengapa kehidupan di Bumi bisa berkembang begitu luar biasa.
Penemuan ini datang dari tim ilmuwan yang memadukan dua jenis catatan geologis purba. Pertama, jejak kebakaran hutan kuno yang tersimpan dalam arang—semakin banyak oksigen, semakin besar dan sering kebakaran itu terjadi. Kedua, batuan beku dari letusan gunung api purba, yang menyimpan kristal-kristal kecil yang mengarah ke medan magnet Bumi saat itu, seperti jarum kompas mini yang membatu.
Dengan menyandingkan kedua data ini, para peneliti mengungkap tren yang konsisten: ketika medan magnet Bumi menguat, kadar oksigen juga meningkat. Studi yang dipublikasikan di Science Advances ini menantang pemahaman kita sebelumnya tentang hubungan antara inti Bumi dan atmosfer.
“Kami belum sepenuhnya memahami mekanismenya,” ujar Dr. Benjamin Mills, ilmuwan dari University of Leeds sekaligus salah satu penulis studi, kepada Nature seperti dikutip Beritalingkungan.com dari laman Yale.edu (17/06/2025). Namun ia memiliki beberapa dugaan.
Salah satu hipotesisnya adalah bahwa pergerakan lempeng tektonik—yang terus menggeser daratan dan dasar lautan—telah melepaskan unsur hara penting seperti fosfor dan seng ke laut. Unsur ini kemudian memicu ledakan kehidupan alga, yang melalui fotosintesis, menghasilkan oksigen dalam jumlah besar. Menariknya, pergerakan yang sama di kerak Bumi juga bisa memengaruhi aliran di inti besi Bumi—yang menjadi sumber utama medan magnetnya.
Dengan kata lain, ada kemungkinan bahwa denyut dalam Bumi—yang selama ini tersembunyi jauh di bawah permukaan—telah membentuk atmosfer yang memungkinkan manusia dan makhluk hidup lainnya bernapas hari ini.
Penemuan ini bukan hanya mengubah cara kita memandang hubungan antara batu dan udara, tapi juga menyatukan dua dunia yang tampaknya berjauhan: dunia gelap dan panas di inti Bumi, dan dunia kehidupan yang tumbuh subur di permukaannya (Marwan Aziz)