
Alat pendarat insiht di Mars setelah lengan robotik pendarat tersebut mengerahkan seismometer (objek berbentuk kubah di sebelah kiri pendarat) dan alat pengukur panas langsung ke tanah. Foto : NASA/JPL-Caltech.
JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM – Kabar terbaru dari penjelajahan luar angkasa, ilmuwan menemukan air tanah di Mars, diperkirakan jumlah air tanah ini dapat menutupi seluruh permukaan Mars dengan kedalaman antara 1 hingga 2 kilometer.
Temuan ini membuka peluang baru untuk tanda-tanda kehidupan di Planet Merah tersebut.
Ilmuwan geofisika menggunakan data seismik dari wahana pendarat NASA, Insight, untuk menemukan bukti adanya reservoir besar air cair di bawah permukaan Mars cukup untuk mengisi lautan di planet tersebut. Data seismik ini memungkinkan para ilmuwan memperkirakan bahwa jumlah air tanah ini dapat menutupi seluruh permukaan Mars.
Meskipun ini merupakan kabar baik bagi para peneliti yang melacak keberadaan air setelah lautan Mars menghilang lebih dari 3 miliar tahun lalu, reservoir ini terletak terlalu dalam untuk dimanfaatkan.
Air tersebut berada di celah-celah dan pori-pori kecil dalam batuan di kerak Mars, pada kedalaman antara 11,5 hingga 20 kilometer di bawah permukaan. Bahkan di Bumi, pengeboran pada kedalaman tersebut adalah tantangan besar.
Namun, temuan ini membuka peluang baru untuk mencari tanda-tanda kehidupan di Mars, jika reservoir ini dapat diakses. Penemuan ini juga memberikan petunjuk penting tentang sejarah geologis planet tersebut.
“Memahami siklus air di Mars sangat penting untuk memahami evolusi iklim, permukaan, dan interior planet ini,” kata Vashan Wright, Asisten Profesor di Scripps Institution of Oceanography, UC San Diego seperti dikutip Beritalingkungan.com dari laman berkeley.edu (14/08/2024)
“Langkah awal yang berguna adalah mengidentifikasi di mana air berada dan seberapa banyak jumlahnya.”ujarnya.
Penelitian ini didukung oleh model matematika fisika batuan, yang identik dengan model yang digunakan di Bumi untuk memetakan akuifer bawah tanah dan ladang minyak. Data seismik dari Insight menunjukkan adanya lapisan batuan beku yang retak dan jenuh dengan air cair di kedalaman.
Michael Manga, Profesor Ilmu Bumi dan Planet di UC Berkeley, menyatakan bahwa temuan ini menunjukkan kemungkinan adanya lingkungan yang dapat mendukung kehidupan di Mars. Meskipun belum ada bukti langsung tentang kehidupan di Mars, temuan ini mengidentifikasi tempat yang, secara prinsip, dapat menopang kehidupan.
Temuan ini juga mengindikasikan bahwa sebagian besar air di Mars tidak hilang ke luar angkasa, melainkan meresap ke dalam kerak planet. Insight, yang diluncurkan oleh NASA pada 2018, mengumpulkan data berharga tentang interior Mars sebelum misinya berakhir pada 2022.
Dengan menggunakan data seismik yang dikumpulkan oleh Insight, para ilmuwan dapat menyelidiki kedalaman kerak, mantel, inti, dan atmosfer Mars, serta memahami lebih dalam tentang struktur internal planet merah tersebut.
Penelitian ini didukung oleh Canadian Institute for Advanced Research, National Science Foundation, dan U.S. Office of Naval Research (Marwan Aziz).