Beberapa bulan terakhir ini Greenpeace terus mendesak tim sukses dari tiga kandidat Presiden Indonesia, untuk mengeluarkan komitmen dan program nyata mengatasi pembabatan hutan untuk mengurangi dampak perubahan iklim, jika nanti terpilih.
Desakan itu terus disampaikan secara langsung melalui tim sukses maupun melalui serangkaian parodi debat capres di televisi swasta serta di kota-kota tempat para kandidat itu berkampanye. “Seluruh kegiatan ini bertujuan untuk mendorong para capres itu untuk lebih serius dalam mencari penyelesaian masalah pembabatan hutan dan perubahan iklim,”kata Joko Arif juru kampanye hutan Greenpeace Asia Tenggara.
Diungkapkan Joko Arif, Greenpeace telah melakukan beberapa desakan melalui beberapa pertemuan dengan tim sukses. Hasilnya, Jusuf Kalla dalam suatu kesempatan dialog meminta Greenpeace membantu merealisasikan dana dari negara maju untuk program perlindungan hutan alam di Indonesia.
Sementara Megawati Soekarnoputri dalam kampanyenya di Palangkaraya telah menyatakan akan menerapkan moratorium (penghentian sementara) penebangan hutan. Sedang Susilo Bambang Yudhoyono hingga saat ini belum menyatakan tentang programnya untuk menghentikan penebangan hutan, Kecuali pada suatu iklan di media cetak yang membela posisinya dalam perlindungan hutan Indonesia.
Sampai sekarang, pemerintah Indonesia masih membiarkan mayoritas hutan Indonesia dirusak untuk memproduksi kertas, produk perkayuan, coklat, kosmetik, dan produk kecantikan, minyak goreng, dan apa yang disebut ‘biodiesel’. “Jika terus dibiarkan, maka pemerintah tidak hanya bersalah karena tak mampu melindungi lingkungan dan membuat jutaan masyarakat yang hidupnya bergantung pada hutan kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian, tetapi juga harus bertanggung jawab atas dampak negatif perubahan iklim,”ujarnya.
“Pemilihan Presiden 8 Juli mendatang bisa menghadirkan dua hal, kesempatandan ancaman. Kesempatan jika Presiden terpilih kelak akan mampu melindungihutan yang bisa membawa keuntungan bagi rakyat Indonesia, dan ancaman jika pemerintah yang baru akan tetap membiarkan perusakan hutan dan tak melakukan apa-apa dalam menanggulangi perubahan iklim,”tambahnya.(Marwan Azis).